Israel Bunuh Komandan IRGC yang Baru Ditunjuk Khamenei
- Doc. IRNA
Tel Aviv, VIVA – Ketegangan di Timur Tengah kembali memanas setelah Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim berhasil membunuh salah satu tokoh militer paling senior Iran, Ali Shadmani.
Ali Shadmani, yang baru saja dilantik sebagai Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran sekaligus Komandan Komando Darurat “Khatem Al-Anbiya”, tewas dalam serangan udara presisi yang dilancarkan IDF pada malam hari di kawasan pusat Teheran.
VIVA Militer: Pasukan Pertahanan Israel (IDF)
- REUTERS/Violeta Santos Moura
Operasi ini disebut sebagai serangan yang sangat terukur dan berdasarkan informasi intelijen yang bisa langsung dieksekusi oleh unit intelijen militer Israel.
Menurut pernyataan resmi IDF, pembunuhan Shadmani merupakan hasil dari peluang intelijen langka yang berhasil diidentifikasi oleh Cabang Intelijen Militer Israel. Target dianggap sangat strategis mengingat posisi Shadmani dalam struktur komando puncak militer Iran.
Diketahui, Shadmani baru menjabat menggantikan Alam Ali Rashid yang tewas dalam serangkaian serangan awal Israel dalam operasi bertajuk “Am Kalavi”.
Sebagai pemegang kendali Komando Darurat, Shadmani berperan dalam menyusun rencana serangan terhadap Israel, termasuk koordinasi peluncuran rudal dan operasi pesawat nirawak (drone).
Sebelum menjabat sebagai Kepala Staf, Shadmani merupakan wakil komandan Komando Darurat dan juga Kepala Departemen Operasi di Staf Umum Angkatan Bersenjata Iran. Rekam jejaknya mencerminkan peran besar dalam berbagai operasi ofensif Iran terhadap kepentingan Israel di kawasan.
Kematian Ali Shadmani menjadi pukulan telak bagi Iran, sekaligus memperkuat sinyal bahwa Israel tengah menjalankan strategi pembunuhan terukur terhadap tokoh-tokoh kunci militer Iran.
Sejumlah pengamat menilai ini bagian dari upaya sistematis Israel untuk melumpuhkan jaringan komando dan mencegah serangan terkoordinasi dari Teheran.
Ilustrasi perang Iran vs Israel
- AI
Hingga kini, pihak berwenang Iran belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait insiden tersebut. Namun, publik dunia tengah menanti respons balik Iran yang dikenal kerap membalas serangan dengan pendekatan simetris.
Situasi di kawasan pun diprediksi akan kian memanas, mengingat pembunuhan ini bukan hanya berdampak pada aspek militer, namun juga berpotensi mengguncang stabilitas politik di dalam negeri Iran.
