Netanyahu Ngotot Ingin Caplok Gaza Sepenuhnya, Begini Respons Donald Trump
- AP
Washington, VIVA – Presiden AS Donald Trump buka suara terkait pernyataan PM Israel Benjamin Netanyahu, yang memutuskan untuk sepenuhnya menduduki Jalur Gaza dan memperluas operasi militer di wilayah kantong tersebut.
Dalam pernyataannya di Washington, Selasa, 5 Agustus 2025, Trump menolak mengatakan apakah ia mendukung atau menentang pernyataan itu. Menurutnya, fokus pemerintahannya adalah meningkatkan akses pangan ke wilayah Palestina yang sedang diserang oleh sekutu Washington tersebut.
"Saya tahu bahwa kami di sana sekarang sedang berusaha memberi makan orang-orang," kata Trump kepada wartawan pada hari Selasa. "Selebihnya, saya tidak bisa mengatakannya. Itu akan sangat bergantung pada Israel," dilansir Arab News, Rabu, 6 Agustus 2025.
VIVA Militer: Donald Trump dan Benjamin Netanyahu
- scmp,.com
Trump mengatakan Israel dan negara-negara Arab akan membantu distribusi makanan dan bantuan di Gaza serta memberikan bantuan keuangan. Ia tidak menjelaskan lebih lanjut.
Sebelumnya, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bertemu dengan pejabat keamanan senior pada hari Selasa, dengan laporan media bahwa ia mendukung pengambilalihan militer penuh atas Gaza.
“Keputusan sudah diambil — kami akan menduduki Jalur Gaza sepenuhnya,” kata seorang pejabat senior yang dekat dengan Netanyahu, seperti dikutip harian Yedioth Ahronoth.
“Akan ada operasi bahkan di area-area tempat para sandera ditahan. Jika Kepala Staf IDF (militer) tidak setuju, dia harus mengundurkan diri,” tambah pejabat tersebut.
Televisi Israel Channel 12 menyebut keputusan tersebut menandakan perubahan besar dalam strategi Israel di Gaza, dengan operasi yang kini diperkirakan akan dilakukan di area padat penduduk, termasuk kamp-kamp pengungsi yang berada di wilayah tengah
Trump telah mengusulkan pengambilalihan Gaza oleh AS awal tahun ini, sebuah gagasan yang dikecam oleh banyak orang di seluruh dunia termasuk para pakar hak asasi manusia, negara-negara Arab, PBB, dan Palestina.
Serangan militer Israel yang berlangsung hampir dua tahun di Gaza telah menewaskan puluhan ribu orang, menyebabkan krisis kelaparan, membuat hampir seluruh penduduk mengungsi, dan memicu tuduhan genosida di Mahkamah Internasional dan kejahatan perang di Mahkamah Pidana Internasional.
Israel membantah tuduhan tersebut dan menganggap serangan militernya sebagai pembelaan diri menyusul serangan Oktober 2023 oleh militan Hamas Palestina yang menewaskan 1.200 orang dan menyandera lebih dari 250 orang.