Serangan Israel Makin Brutal, Hampir 250 Jurnalis Gaza Tewas Sejak Perang Pecah

Sejumlah wartawan memprotes serangan tentara Israel terhadap jurnalis di Gaza
Sumber :
  • Antara

VIVA – Gelombang kekerasan kembali memuncak di Timur Tengah. Serangan Israel sejak fajar pada Senin, 8 September 2025, menewaskan sedikitnya 40 warga Palestina di Jalur Gaza. Salah satu korban adalah jurnalis Palestina, Osama Balousha.

Israel Menargetkan Kepemimpinan Hamas dalam Serangan di Qatar, Gencatan Senjata Gaza Terancam Gagal

Di sisi lain, enam orang tewas dalam sebuah serangan bersenjata di Yerusalem Timur yang diduduki Israel. Kepolisian Israel menyebut pelaku adalah dua warga Palestina asal Tepi Barat yang kemudian ditembak mati oleh aparat, seperti dilansir Al Jazeera.

Gaza Dibombardir, Puluhan Warga Jadi Korban

IDF Perintahkan Warga Gaza Segera Mengungsi Jelang Serangan Besar

Militer Israel terus melancarkan serangan di Gaza City, menghancurkan satu gedung tinggi lagi dan menambah daftar bangunan yang rata dengan tanah menjadi lebih dari 50 unit sejak operasi dimulai.

Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan, total korban jiwa akibat perang Israel di Gaza sejak Oktober 2023 telah mencapai 64.522 orang, sementara lebih dari 163.096 orang luka-luka. Ribuan lainnya diyakini masih tertimbun puing-puing bangunan.

Israel Hancurkan Gedung yang Dihuni Pengungsi Gaza, Tuduh Markas Hamas

Israel berdalih gedung-gedung yang dihancurkan digunakan Hamas sebagai basis operasi, namun hingga kini tidak pernah disertai bukti.

Jurnalis Jadi Sasaran

Di antara korban terbaru, terdapat nama Osama Balousha, seorang jurnalis yang bekerja untuk media Palestina. Medis setempat mengonfirmasi kematiannya akibat serangan Israel.

Menurut otoritas Palestina, hampir 250 jurnalis tewas sejak perang dimulai, menjadikannya konflik paling mematikan bagi insan pers dalam sejarah modern. Seluruh korban adalah jurnalis lokal karena Israel melarang wartawan asing masuk ke Gaza.

Bulan lalu, Israel disebut melakukan serangan “double-tap” di Rumah Sakit Nasser, Khan Younis, yang menewaskan lima jurnalis sekaligus, termasuk empat dari Al Jazeera.

Ketegangan di Tepi Barat dan Yerusalem Timur

Tak hanya Gaza, ketegangan juga membara di Tepi Barat. Pasukan Israel terus melakukan penggerebekan, menangkap warga Palestina, serta merusak lahan dan properti.

Pasca penembakan yang menewaskan enam orang di Yerusalem Timur, warga Palestina kini dihantui ketakutan akan tindakan balasan besar-besaran dari Israel.

“Mereka takut untuk melihat keluar jendela, pergi ke toko, dan pada dasarnya terjebak di mana pun mereka berada karena pos pemeriksaan militer Israel yang telah didirikan,” ujar jurnalis Palestina Leila Warah dari kamp pengungsi Aida dikutip Al Jazeera.

“Militer Israel kemungkinan besar akan masuk ke rumah-rumah, dan inilah yang oleh banyak organisasi HAM disebut sebagai hukuman kolektif,” tambahnya.

Warah juga menegaskan, banyak warga Palestina melihat serangan itu sebagai konsekuensi dari tekanan hidup sehari-hari, termasuk minimnya lapangan kerja, pembatasan mobilitas akibat pos pemeriksaan, hingga meningkatnya serangan pemukim Israel.

Respons Amerika Serikat

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pemerintahannya tengah menyiapkan solusi yang “baik untuk Gaza”. Namun beberapa jam sebelumnya, Trump justru mengeluarkan “peringatan terakhir” kepada Hamas.

Sikap kontradiktif itu menuai kritik karena dianggap tidak serius menghentikan perang yang terus menelan korban sipil, terutama perempuan, anak-anak, dan jurnalis.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya