Rupiah Menguat Hadapi Kekhawatiran Investor Soal Mundurnya Sri Mulyani dari Menkeu
- Pixabay/IqbalStock
Jakarta, VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih akan bergerak fluktuatif, namun ditutup melemah pada perdagangan hari ini.
Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor BI, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada di level Rp 16.462 per Selasa, 9 September 2025. Posisi rupiah itu tercatat melemah 114 poin, dari kurs sebelumnya di level Rp 16.348 pada perdagangan Senin, 8 September 2025.
Sementara perdagangan di pasar spot pada Rabu, 10 September 2025 hingga pukul 09.12 WIB, rupiah ditransaksikan di level Rp 16.444 per dolar AS. Posisi tersebut menguat 38 poin atau 0,23 persen dari posisi sebelumnya di level Rp 16.482 per dollar AS.
Tumpukan uang rupiah dengan berbagai nominal
- istockphoto.com
Pengamat Pasar Uang, Ibrahim mengatakan, pencopotan Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan telah memicu kekhawatiran investor global, atas arah fiskal Indonesia di bawah Presiden Prabowo Subianto. Sebagai pengganti Sri Mulyani, ditunjuklah Purbaya Yudhi Sadewa.Â
Kabar mundurnya Sri Mulyani, sebenarnya sudah berembus dalam beberapa pekan terakhir, seiring meningkatnya gejolak politik dan protes publik terkait fasilitas mewah anggota parlemen. Â
Bahkan, kediamannya sempat dijarah demonstran, memicu kekhawatiran dia akan mengundurkan diri. Isu tersebut sempat mendorong aksi jual saham dan obligasi domestik, sebelum akhirnya mereda setelah Sri Mulyani menepis rumor lewat pernyataan di akun Instagram pribadinya pekan lalu.
"Namun, pencopotannya secara mendadak pada Senin malam justru semakin mengejutkan pasar," ujar Ibrahim.
Sri Mulyani adalah simbol stabilitas dan kepastian bagi investor domestik maupun global. Beliau merupakan jangkar sentimen investor, yang berkat pengalaman dan rekam jejaknya berbagai krisis mulai dari anjloknya rupiah pada 2018 hingga pandemi Covid-19, selalu tampil sebagai figur yang menenangkan pasar. Karena itu, kepergiannya kali ini dinilai berpotensi mengguncang kredibilitas kebijakan fiskal Indonesia.
Pasar langsung bereaksi negatif terhadap reshuffle tersebut. Dimana terbukti arus keluar modal asing atau capital outflow dari saham mencapai US$254 juta, hanya dalam empat hari pertama September dengan obligasi mencatat penjualan lebih besar.
"Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 16.480 - Rp 16.540," ujarnya.