Rupiah Menguat Saat Pemerintah Guyur Likuiditas Perbankan Picu Kredit & Konsumsi
- Pixabay/IqbalStock
Jakarta, VIVA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diprediksi masih akan bergerak fluktuatif, namun ditutup menguat pada perdagangan hari ini.
Berdasarkan data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor BI, kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat berada di level Rp 16.468 per Kamis, 11 September 2025. Posisi rupiah itu tercatat melemah 11 poin, dari kurs sebelumnya di level Rp 16.457 pada perdagangan Rabu, 10 September 2025.
Sementara perdagangan di pasar spot pada Jumat, 12 September 2025 hingga pukul 09.01 WIB, rupiah ditransaksikan di level Rp 16.430 per dolar AS. Posisi tersebut menguat 31 poin atau 0,19 persen dari posisi sebelumnya di level Rp 16.461 per dollar AS.
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS
- VIVA.co.id/M Ali Wafa
Pengamat Pasar Uang, Ibrahim mengatakan, pemerintah bersiap menarik dana simpanan dari Bank Indonesia senilai Rp 200 triliun, untuk dialihkan ke sektor perbankan.Â
Hal ini dilakukan guna mengatasi kekeringan likuiditas yang belakangan menjadi perhatian pelaku industri, sekaligus mempercepat penyaluran kredit ke sektor riil agar pertumbuhan ekonomi tetap terjaga. Tujuan utama kebijakan ini adalah mempercepat perputaran uang di perekonomian.Â
"Dengan likuiditas tambahan, bank-bank diharapkan mampu menyalurkan kredit produktif yang dapat mendorong konsumsi, investasi, serta mendukung program-program prioritas pemerintah," ujar Ibrahim.
Meski demikian, pemerintah masih menyiapkan aturan teknis terkait bank mana saja yang akan menerima aliran dana ini. Regulasi menjadi kunci agar penempatan dana benar-benar efektif mendorong kredit, dan bukan sekadar menambah dana murah bagi perbankan.Â
Dengan penempatan dana langsung di perbankan, pemerintah berharap bank memiliki ruang lebih besar untuk menyalurkan kredit ke sektor-sektor produktif, mulai dari usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) hingga proyek-proyek strategis.
Skema ini diyakini dapat mempercepat pemulihan dan penguatan ekonomi, terutama di tengah kebutuhan likuiditas yang tinggi menjelang akhir tahun.
"Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp 16.430 - Rp 16.470," ujarnya.