Tragis! Ketua RT di Bojonegoro Tewas Dibacok Pakai Parang saat Salat Subuh
- ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Bojonegoro, VIVA –  AA, seorang Ketua Rukun Tetangga (RT) di Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, tewas tragis usai dibacok tetangganya berinisial S. Korban dibacok saat Salat Subuh berjemaah di Musala Al-Manar, Selasa, 29 April 2025.Â
Imbas kelakuan pelaku, istri korban, AW, dan tetangganya, CR mengalami luka serius.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Bojonegoro Ajun Komisaris Polisi Bayu Adjie Sudarmono menjelaskan pelaku melakukan penyerangan dengan senjata tajam jenis parang terhadap korban secara tiba-tiba.Â
Ilustrasi borgol untuk pelaku kejahatan.
- ientrymail.com
Korban tak bisa segera mengelak karena saat itu tengah melaksanakan salat Subuh berjemaah di musala setempat. Istri korban, AW dan tetangganya, CR, ikut diserang pelaku sehingga mengalami luka berat. Posisi AW dan CR saat ini tengah dirawat di rumah sakit.
"Korban CR ini ikut dibacok karena pada saat itu berusaha melerai korban dan untuk korban luka telah dibawa ke rumah sakit," kata Bayu Adjie.
Pelaku dan senjata parang berhasil diamankan setelah peristiwa tersebut. Berdasarkan hasil pemeriksaan, pelaku nekat membacok karena sakit hati tanah yang diakui korban dan dijadikan jalan umum.
Polisi saat ini masih melakukan pengalaman. Selain pelaku dan saksi di lokasi, korban yang kini masih dirawat di rumah sakit juga dibutuhkan keterangannya.
"Pelaku S ini nekat membacok korban karena tanah miliknya dibuat jalan oleh korban," ujar Bayu.
Sementara, Wakil Ketua Pengurus Daerah (PD) Muhammadiyah Bojonegoro Sholikin Jamik mengutuk keras aksi pelaku. Apalagi, ulah pelaku itu dilakukan saat korban melaksanakan salat berjemaah. "Pembunuhan itu dosa besar," ujarnya.
Pun, dia menjelaskan, insiden pembunuhan itu murni urusan pribadi. Kata dia, tak ada kaitannya dengan organisasi atau kelompok tertentu.Â
Dia menuturkan Muhammadiyah menghargai kehidupan dan martabat manusia. Karena itu toleransi dan perdamaian selalu digaungkan Muhammadiyah.
"Muhammadiyah mengembangkan pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai Islam dan kemanusiaan," kata Solikhin.
Â
