Memprihatinkan, Murid SD Bersekolah di Gedung Bobrok

- bbc
Apa langkah Pemda dan Pempus mengatasi sekolah rusak?
Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor mengakui terdapat kekurangan dalam akurasi data sekolah dasar yang rusak.
"Jadi butuh pendataan yang sekarang kita mengupayakan tim (Disdik) ke lapangan, tidak hanya mendengar dari camat, konsultan, dan segala macam," kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor Entis Sutisna saat dihubungi BBC News Indonesia.
Entis melanjutkan, Kabupaten Bogor memiliki target bahwa tahun 2022 tidak ada lagi sekolah rusak.
"Data riil, tidak asal-asalan, butuh data akurat, setelah akurasi data, kita petakan dan anggarkan," katanya.
Tahun 2020, kata Entis, terdapat 382 paket rehabilitas sekolah di Kabupaten Bogor dengan anggaran sekitar Rp267 miliar.
Entis juga mengakui tahun lalu terdapat beberapa pembangunan yang kurang dikontrol sehingga hasilnya tidak maksimal.
"(Tahun) kemarin sekitar 200 paket itu, hanya satu dua kejadian yang kurang pengontrolan. Ini kita evaluasi agar tidak ada sekolah yang hasilnya kurang maksimal," kata Entis.
Ia mengatakan akan mulai memperketat pengawasan dari pelaksanaan hingga pelaksanaan perbaikan dan pembangunan sekolah rusak.
BBC News Indonesia menghubungi pelaksana tugas Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah Kemendikbud, Harris Iskandar, untuk meminta tanggapannya terkait masalah ruang kelas rusak.
Namun, Harris tidak bisa dihubungi sampai tulisan ini terbit.
Mendikbud Nadiem Makarim akhir tahun lalu menyinggung soal kelemahan akan data sekolah rusak.
"Salah satu hal yang bikin saya takut sekarang ini, belum mengetahui sekolah yang rentan roboh," kata Nadiem.
Untuk itu, kata Nadiem, Kemendikbud pada tahun 2020 akan lebih fokus terhadap pemeriksaan daripada pembangunan gedung-gedung sekolah.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan adanya praktik korupsi dan penyelewengan dana pendidikan dari pusat ke daerah. Ia mencontohkan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang disunat oleh oknum pemda.
Dua kepala sekolah SD negeri di Bogor mengatakan masa pendidikan di SD adalah fase penting tumbuh kembang, serta pengembangan minat dan bakat para generasi muda.
Namun, proses penting ini masih dihantui masalah infrastruktur yang dapat mengancam keselamatan siswa.