Perangi Corona: Isolasi Diri Bukan Isolasi Sosial, Jangan Dikucilkan

VIVA – Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, menjelaskan isolasi diri di rumah bukan dimaknai dengan mengasingkan diri dari anggota keluarga. Ia mengatakan isolasi diri hanya menjaga jarak kontak fisik.

Bos Danantara: Kesepakatan Pembelian 50 Pesawat Boeing Sebelum Era COVID-19

"Isolasi diri tidak dimaknai mengasingkan diri, ini yang beda, karena isolasi ini adalah sifatnya isolasi fisik, bukan isolasi sosial, yang kemudian dikucilkan, kemudian diasingkan, tidak seperti itu," kata Yuri dalam konferensi pers melalui akun YouTube BNPB, Senin 6 April 2020.

Yurianto yang juga menjabat sebagai Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, mengatakan bahwa penularan virus Corona bisa terjadi melalui percikan ludah yang bisa terlempar dengan jarak 1,5 meter. Untuk itu, menurutnya, jika ada anggota keluarga yang bergejala dan harus mengisolasi diri di rumah harus menjaga kontak fisik paling tidak dengan jarak 2 meter.

KPK Juga Selidiki Pengadaan Kuota Internet Gratis di Kemendikbudristek Era Nadiem

"Artinya kalau tidak ingin terpapar ini mestinya lebih dari 1,5 meter, lebih gampang 2 meter. Oleh karena itu kalau kemudian misalnya saya merasa harus mengisolasi diri, saya bisa berada di tengah keluarga saya tapi harus menjaga kontak fisik, tidak boleh kurang 2 meter dengan semua anggota keluarga di situ," ujarnya.

Kemudian, Yurianto juga menyarankan agar orang yang bergejala itu selalu menggunakan masker di rumah. Hal itu harus dilakukan agar menghambat percikan ludah.

11 Jemaah Haji di Debarkasi Surabaya Diduga Terpapar Covid-19

"Kedua saya harus pakai masker terus, jadi itu yang mutlak, bukan berarti saya tidak boleh ketemu dengan saudara saya, orang tua saya, tidak boleh bicara dengan ayah saya, kontak sosial ada tapi jaraknya yang diatur," kata Yurianto. (ren)

Ivan Gunawan

Takut Mati, Ivan Gunawan Depresi Gegara Kadar Gula Tinggi dan Saturasi Oksigen Anjlok

Desainer ternama Ivan Gunawan baru-baru ini mengungkapkan pengalaman mengerikan saat berjuang melawan COVID-19 pada masa puncak pandemi sekitar tahun 2020 lalu.

img_title
VIVA.co.id
30 Juli 2025