Polemik Santri Tutup Kuping Dengar Musik, PKS: Bersyukur Mau Divaksin

Diaz Hendropriyono Sindir Santri Anti Musik (Instagram/diaz.hendropriyono)
Sumber :

VIVA – Anggota Komisi IX DPR RI, Alifudin, menanggapi video kejadian santri Mahad Tahfidz Quran yang menutup kuping disaat mengikuti Vaksinasi COVID-19.

Surat Ortu Kena PHK Bisa Jadi Syarat Diterima, 41 Santri Lolos Dapat Beasiswa

Hal tersebut disampaikannya karena kritik yang dipertanyakan oleh segilintir orang, bahkan sampai mengatakan radikal.

"Alhamdulillah kita semua harus beryukur para santri Mahad Tahfidz Quran mau divaksin, kita juga harus berterima kasih pada guru-guru yang mengarahkan mereka mau di vaksin COVID-19" kata Alifudin kepada awak media, Rabu, 15 September 2021.

Majelis Masyayikh Susun Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Nonformal Pesantren

Video yang tersebar di media sosial ini pun banyak tanggapan dari para netizen. Namun di sisi lain, Alifudin sangat terharu terhadap sikap toleran para santri yang tidak memaksakan untuk meminta suara musiknya dimatikan, namun lebih memilih menutup kuping.

"Sekali lagi kita harus bersyukur juga, karena masih banyak orang yang terus berlomba menjadi Hafidz dan Hafidzah, apalagi negara yang yang bisa menjaga Quran dan masyarakat yang sering membacanya akan menjadikan keberkahan kita semua, seperti di Brunei" kata Ketua BPW Kalimantan DPP PKS.

Pekan Imunisasi Dunia: Pahami 5 Jenis yang Wajib untuk Lindungi Anak dari Penyakit Serius

Alifudin menambahkan, dalam Islam perbedaan fiqih mendengarkan musik haram atau halal itu adalah hal biasa. Namun tidak ada pemaksaan didalamnya dan Alifudin juga berharap agar semua masyarakat Indonesia bisa menjaga Alquran.

"Kita juga harus saling hormat, hilangkan rasa curiga, dan hentikan sikap bullying terhadap sesuatu yang tidak kita suka dan video yang berdedar harus di cek kebenarannya, kapan dan dimana kejadian tersebut" imbuhnya.

Ilustrasi penganiayaan

Kuasa Hukum Santri Korban Dugaan Penganiayaan di Ponpes Gus Miftah Beri Penjelasan

KDR (23) seorang santri asal Kalimantan di Pondok Pesantren atau Ponpes Ora Aji, diduga menjadi korban penganiayaan.

img_title
VIVA.co.id
31 Mei 2025