Soal Banjir di Jabodetabek, BMKG: Lahannya Sudah Rapuh dan Rentan
- VIVA.co.id/Rahmat Fatahillah Ilham
Jakarta, VIVA – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati memastikan pihaknya akan terus memberikan peringatan dini potensi bencana imbas hujan deras yang terjadi di Jabodetabek.
“Kami terus memberikan peringatan dini. Maksudnya apa? Dengan peringatan dini itu agar pihak masyarakat dan pemerintah daerah atau yang tinggal di daerah rawan banjir atau longsor itu bisa segera melakukan respons,” ujar Dwikorita kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa, 4 Maret 2025.
Ia menambahkan peringatan dini itu diberikan secara berkala setiap tiga jam hingga puncaknya pada Senin, 3 Maret 2025 siang.
“Terakhir diulang-ulang sampai terakhir hari kemarin jam 12 siang. Setiap 3 jam diulang,” kata dia.
Kepala BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) Dwikorita Karnawati
- VIVA/M Ali Wafa
Di sisi lain, BMKG telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat dan SAR Bandung, untuk menentukan kecamatan-kecamatan yang perlu segera mendapatkan bantuan.
Dwikorita menegaskan bahwa kondisi tanah yang sudah rapuh akibat hujan terus-menerus meningkatkan risiko banjir dan longsor.
Kepala BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) Dwikorita Karnawati
- VIVA/M Ali Wafa
“Dikhawatirkan, meskipun tidak selebat kemarin, tapi lahannya itu kan sudah rentan, sudah rapuh. Nggak usah hujan deras aja bisa banjir,” kata dia.
Sebagai langkah mitigasi, BMKG berkoordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk melakukan modifikasi cuaca guna mengurangi intensitas hujan di wilayah terdampak.
“BNPB akan menyelenggarakan, mestinya besok sudah dimulai Insya Allah modifikasi cuaca. Karena potensinya masih, curah hujan masih cukup tinggi,” pungkasnya.