Kemenag Gencarkan Pelestarian Lingkungan Melalui Masjid, KUA hingga Wakaf Hutan

Dirjen Bimas Islam Kemenag, Abu Rokhmad
Sumber :
  • Kemenag

Jakarta, VIVA – Peran institusi keagamaan, terus diperkuat oleh Kementerian Agama dalam upaya melakukan pelestarian lingkungan. Ini dilakukan sebagai tindak lanjut program prioritas Ekoteologi yang dirancang oleh Menteri Agama Nasaruddin Umar.

Malu-maluin! Anak Eks Wali Kota Cirebon Kepergok Nyolong Sepatu di Masjid

Penguatan strategis peran rumah ibadah, kantor urusan agama atau KUA dan lembaga pendidikan agama dan keagamaan, dilakukan. Untuk mensukseskan pelestarian lingkungan, serta pengembangan wakaf hutan. Maka dalam rangka menyambut Hari Bumi, Kemenag akan melakukan gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa.

“Seluruh satuan kerja Kementerian Agama, termasuk KUA dan lembaga pendidikan keagamaan, kita gerakan untuk melakukan penanaman pohon secara serentak pada 22 April 2025 dalam rangka peringatan Hari Bumi,” sebut Menag Nasaruddin Umar di Jakarta, Sabtu 12 April 2025.

Setelah Tepuk Sakinah, Kini Muncul Tepuk Buka Tutup dari Bimbingan Perkawinan KUA

“Kita juga melibatkan rumah ibadah dalam gerakan ini. Kita harap upaya ini berkontribusi dalam pelestarian lingkungan dan mencegah kerusakan iklim,” sambungnya.

Untuk diketahui, penguatan Ekoteologi menjadi salah satu dari delapan asta program yang menjadi prioritas Kemenag. Seperti dituangkan dalam Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 244 Tahun 2025 Tentang Program Prioritas Menteri Agama Tahun 2025-2029. 

Menag Bakal Panggil Seluruh Pimpinan Pesantren Imbas Ambruknya Ponpes Al Khoziny

Menindak lanjuti KMA tersebut, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama telah menerbitkan edaran No. 182 Tahun 2025 tentang Gerakan Penanaman 1 Juta Pohon Matoa dalam rangka peringatan Hari Bumi ke-55.

Pelibatan lintas kementerian juga dilakukan, termasuk Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk penyediaan bibit pohon, serta dukungan dari pemerintah daerah dan kelompok tani dalam pelaksanaan di lapangan.

Untuk menurunkan program tersebut, setiap satuan kerja mempersiapkan programnya. Seperti oleh Direktorat Jenderal Bimas Islam. Dirjen Bimas Islam, Abu Rokhmad, mengatakan bahwa pihaknya tengah menyiapkan program yang melibatkan institusi keagamaan sebagai penggerak utama kesadaran ekoteologi umat. 

“Kita ingin umat beragama memandang kelestarian lingkungan sebagai bagian dari ibadah,” ujarnya.

Lebih lanjut dijelaskan Abu Rokhmad, Subdirektorat Kemasjidan akan menjadi pelaksana utama pada masjid-masjid yang menyediakan lahan terbuka atau pekarangan. Kata Abu, masjid punya potensi juga sebagai pusat edukasi ekologi.

Program Eco-Masjid telah diluncurkan dengan pendekatan ramah lingkungan, mencakup pengelolaan sampah, pemanfaatan energi terbarukan, dan penghijauan kawasan ibadah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya