Ratusan Driver Minta Formalisasi Ojol Dihentikan: Kami Mitra Bukan Buruh
- VIVA.co.id/Natania Longdong
"Jadi, iming-iming mengenai THR yang disampaikan Menaker menuai polemik dan kegaduhan di internal pengemudi daring," tegas mereka.
Menurut para pengemudi, Bonus Hari Raya (BHR) yang selama ini diterima merupakan insentif tambahan, bukan THR sebagaimana diatur dalam hukum ketenagakerjaan. Namun kini, BHR justru dinilai membebani karena dikaitkan dengan program-program baru dari aplikator.
"Sebab itu, kami bersama-sama komunitas ojol lain dalam KON menyampaikan, hentikan eksploitasi dan komersialisasi ojol oleh elite politik tertentu dan kelompok buruh. Kemnaker juga harus bertanggung jawab atas dampak BHR yang semakin mencekik leher para mitra driver, karena program-program dari aplikator."
Salah satu tuntutan yang paling vokal adalah desakan kepada pemerintah agar segera memanggil manajemen Grab terkait program Grab Hemat, yang dinilai memberatkan para mitra.
"Dampaknya besar [Grab Hemat]. Komisi 20% tetap, tapi sekarang ada potongan tambahan per orderan kalau ikut program Grab Hemat, antara Rp3.000–Rp20.000. Kalau tidak ikut Grab Hemat, tidak dapat orderan. Ini yang menyakitkan teman-teman di lapangan," tutur Mohammad.
