Dedi Mulyadi Blak-blakan soal Tudingan 'Gubernur Konten' dan 'One Man Show'
- Dok Pemprov Jabar
Bandung, VIVA – Sepak terjang Dedi Mulyadi dalam memimpin Jawa Barat terus menuai sorotan. Betapa tidak, Dedi Mulyadi yang resmi dilantik menjadi Gubernur Jawa Barat periode 2025-2030 pada 20 Februari 2025, langsung tancap gas dengan berbagai gebrakan di awal kepemimpinannya.
Kang Dedi Mulyadi atau KDM langsung menggebrak dengan menata ulang kebijakan yang merusak lingkungan di Jawa Barat, memicu banjir dan tanah longsor. KDM membongkar bangunan di bantaran sungai, tempat wisata dan penginapan elite yang berdiri di daerah resapan air -- hulu sungai juga disegel, diratakan tanah karena menyalahi aturan.
Aksinya viral karena terus tersorot kamera. Disamping KDM juga aktif 'ngonten' di media sosial. Interaksinya baik dengan para pejabat maupun warga semuanya tak lepas dari sorotan kamera. Pun dengan aksinya yang sering bagi-bagi duit ke warga.
Kepemimpinan KDM tentu menuai beragam respons. Banyak yang menilai Dedi Mulyadi merupakan 'angin segar' bagi Jabar karena membangkitkan harapan rakyat akan perubahan.
Netizen sampai mengelu-elukan 'Bapak Aing' -- sebutan KDM, sebagai pemimpin merakyat dan peduli nasib warga miskin Jabar. Disisi lain, ada juga yang mencibir gaya kepemimpinan KDM mirip Jokowi sarat pencitraan.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi di rapat paripurna DPRD Jabar
- DPRD Jabar
Di hadapan para anggota DPRD Jabar pada rapat paripurna penyampaian LKPJ Gubernur Jabar, Kamis, 22 Mei 2025, Dedi Mulyadi menekankan komitmennya bekerja untuk kepentingan rakyat Jawa Barat.
"Tetapi yakinlah bahwa apa yang kami lakukan selama ini, langkah-langkah yang seringkali kontroversi, langkah-langkah yang seringkali dianggap one man show, langkah-langkah yang seringkali dianggap terlalu sendiri, dan terlalu konten, sesungguhnya adalah langkah-langkah menyelesaikan ini semua," kata Dedi Mulyadi di DPRD Jabar.
Ia memberi contoh bagaimana upayanya melakukan 'operasi senyap' terhadap penutupan galian C yang melakukan pelanggaran terhadap lingkungan Jawa Barat. Menurutnya, apabila operasi ini dikoordinasikan lebih dulu dengan jajaran, khawatir bocor dan operasi gagal.
"Kenapa? Karena begitu rapat, besoknya penambangnya sudah tahu apa yang akan kami lakukan. Sehingga kejutan-kejutan itu dilakukan untuk memberikan efek kejut. Dari efek kejut itu melahirkan viral, dari viral itu melahirkan atensi, yang pada akhirnya hari ini Jawa Barat seluruh penambangan liar bisa diselesaikan secara hukum," ujar KDM
Ia menegaskan Kapolda Jabar telah memberikan atensi yang sangat tinggi terhadap penindakan penambangan liar yang merusak lingkungan. Pun dengan Kejaksaan Tinggi Jabar, akan memproses pidana bagi pelanggaran lingkungan.
"Hari ini Jaksa Agung memberikan perintah kepada Kejaksaan Tinggi untuk melakukan proses pidana bagi siapapun yang melakukan pelanggaran lingkungan dan memberikan kerugian bagi kepentingan masyarakat," sambungnya
Pendekatan Ala ‘Bapak Aing’
Dalam kesempatan itu, KDM juga menyampaikan dirinya memilih pendekatan yang luwes kepada rakyat Jabar. Ia menyadari tidak mudah mengelola Jawa Barat yang wilayahnya begitu luas dengan kabupaten/kotanya yang otonom.
"Diperlukan pendekatan-pendekatan seorang ayah pada anak-anaknya. Sehingga hari ini saya di Provinsi Jawa Barat, saya tidak memposisikan gubernur. Saya kadang memposisikan menjadi ketua RT. Saya kadang memposisikan menjadi ketua RW. Saya kadang memposisikan menjadi kepala desa," kata KDM
Baginya, dengan memposisikan diri sebagai ketua RT, RW atau kepala desa, maka tak berjarak dengan rakyat. Sebab, kata KDM, warga perlu disentuh dengan pendekatan emosional yang kebapaan bukan pendekatan struktural.
"Insya Allah kami akan menjalankan pemerintahan dengan baik, apa yang kami susun, apa yang kami rancang, dan apa yang kami kerjakan adalah semuanya kami dedikasikan untuk kepentingan masyarakat Jawa Barat. adalah semuanya kami dedikasikan untuk kepentingan masyarakat Jawa Barat," paparnya
