Sindir Dedi Mulyadi, Rudi S Kamri: Jangan Buru-buru 'Lompat' ke Atas, Jatuhnya Terlalu Sakit
- Dok Pemprov Jabar
Jakarta, VIVA - Manuver Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi alias KDM dengan sejumlah kebijakan kontroversialnya tengah jadi sorotan. Politikus Partai Gerindra itu disindir terlalu masuk ke ranah yang bukan wewenangnya.
Praktisi komuniksi publik Rudi S Kamri menyoroti manuver KDM itu dalam diskusi Indonesia Lawyers Club. Salah satu yang disinggungnya soal cara KDM terkait kompensasi untuk sopir angkot di Puncak, Bogor.
"Itu menurut saya sudah melampaui kewenangan dia sebagai gubernur. Jujur saja kekuatan dari inti kepala daerah adalah itu di bupati wali kota sebetulnya," kata Rudi dikutip dari YouTube Indonesia Lawyers Club pada Kamis, 22 Mei 2025.
Menurut dia, hal itu yang mungkin membuat psikologis bupati wali kota di Jawa Barat juga tidak terlalu nyaman.Â
"Tapi, kan melawan Dedi Mulyadi yang sangat populer itu agak diperhitungkan juga oleh mereka. Ya mungkin mereka menahan diri. Tapi, ini kan tidak sehat," jelas Rudi.
Praktisi Komunikasi Publik Rudi S Kamri.
Rudi menyarankan agar KDM bisa menahan diri. Ia menekankan niat baik harus dilakukan dengan cara yang baik. Kata dia, bukan dengan menerabas semua aturan.
"Bukan dengan menciptakan dirinya menjadi superman. Tapi, harus membangun super tim sehingga Jawa Barat ini jadi daerah yang subur, makmur," tutur Rudi.
Dia mengingatkan juga kondisi di Jawa Barat masih banyak daerah yang miskin.
Namun, ia menyinggung kemungkinan kalau KDM mau 'melompat' ke Pilpres 2029. Sebab, Jawa Barat adalah provinsi dengan suara pemilih terbanyak dalam pemilu.
"Yang saya akui sebagai praktisi publik, Dedi Mulyadi ini sadar betul bahwa kalau dia mau melompat tahun 2029, Jawa Barat ini lumbung suara yang luar biasa. Karena terbesar di Indonesia," sebut Rudi.
Tapi, jika benar demikian maka ia menyarankan agar KDM tidak terburu-buru melompat di 2029..
"Menurut saya jangan terburu loncat-loncat. Kuatkan kepemimpinan Dedi Mulyadi di Jawa Barat. Kalau perlu dua periode," lanjut Rudi.Â
"Jangan terlalu terburu-buru lompat ke atas. Kalau sering lompat itu jatuhnya terlalu sakit menurut saya," sebut Rudi.
Dia lalu teringat dengan pernyataan jurnalis senior sekaligus pemandu acara Indonesia Lawyers Club Karni Ilyas  bahwa politisi dan pesulap atau magician sulit ditebak.
"Saya menggarisbawahi omongan pak Karni kadang-kadang politisi dan magician itu agak sulit ditebak," tutur Rudi.
Â