7 Hal Penting yang Harus Diketahui Jemaah Jelang Puncak Haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina

Penampakan tenda-tenda jemaah haji di Mina, Makkah, Arab Saudi, Rabu (21/5/2025)
Sumber :
  • Andika Wahyu/MCH 2025

VIVA – Seluruh jemaah haji Indonesia tahun 1446 H/2025 M telah tiba dengan selamat di Tanah Suci. Sebanyak 203.149 jemaah haji reguler kini bersiap memasuki fase puncak ibadah haji, yang akan dimulai pada 8 Zulhijjah 1446 H atau 4 Juni 2025.

Timnas Bungkam China 1-0, Menag: Jemaah Haji Ikut Doakan di Arafah

Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin di Makkah

Photo :
  • MCH 2025

Berikut ini adalah tujuh hal penting yang perlu diketahui oleh seluruh jemaah jelang keberangkatan ke Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) yang disarikan dari Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin di Makkah, Minggu (1/6/2025).

Jumlah Jemaah Wafat Tahun Ini Turun, Menag: Semoga Tidak Bertambah

1. Masa Tenang dan Imbauan Menjaga Stamina

Sekjen Kemenag, Kamaruddin Amin, mengimbau seluruh jemaah untuk memanfaatkan masa tenang ini dengan istirahat yang cukup, mengurangi aktivitas di luar hotel, menjaga kebersihan, dan memperbanyak minum air putih. Persiapan fisik dan spiritual menjadi kunci utama menghadapi rangkaian ibadah yang padat dan menantang.

Ambulans Diizinkan Masuk Arafah dan Mina, Menag Apresiasi Arab Saudi

2. Penghentian Sementara Bus Shalawat

Layanan Bus Shalawat dihentikan sementara mulai hari ini dan akan kembali beroperasi pada 14 Zulhijjah (10 Juni 2025) pukul 00.00 WAS. Jemaah diimbau untuk tidak beraktivitas di luar hotel kecuali untuk keperluan mendesak, serta tetap fokus beribadah dari tempat masing-masing.

3. Perubahan Pola Konsumsi dan Distribusi Makanan

Menjelang Armuzna, makanan siap saji (ready to eat) mulai didistribusikan menggantikan katering reguler hotel. Makanan dikemas dalam bentuk praktis dengan jadwal distribusi:

7 Zulhijjah (3 Juni): 3 kali makan

8 Zulhijjah (4 Juni): 1 kali makan

13 Zulhijjah (9 Juni): 2 kali makan

Selama Armuzna, jemaah akan mendapatkan total 15 kali makan dan 1 snack berat. Makanan telah dirancang agar sesuai dengan kebutuhan gizi dan kondisi medan ibadah.

4. Skema Pergerakan Murur dan Tanazul

Untuk mengurai kepadatan di Muzdalifah dan Mina, dua skema pergerakan diterapkan:

Murur: Jemaah melintasi Muzdalifah tanpa turun dari bus dan langsung menuju Mina. Skema ini diperuntukkan bagi jemaah lansia, disabilitas, dan uzur.

Tanazul: Pemulangan lebih awal ke hotel di Makkah setelah lempar jumrah aqabah. Sekitar 30.000 jemaah dari sektor Syisyah dan Raudhah dijadwalkan mengikuti skema ini.

5. Safari Wukuf dan Badal Haji untuk Jemaah Sakit

Bagi jemaah yang sakit dan tidak dapat mengikuti wukuf secara reguler, akan dilayani melalui Safari Wukuf menggunakan ambulans. Sementara jemaah yang wafat sebelum wukuf akan dibadalhajikan oleh petugas resmi dari pemerintah. Kedua layanan ini menjamin hak jemaah secara syariat tetap terpenuhi.

6. Layanan Kesehatan di Arafah dan Mina

Selama fase Armuzna, tersedia 8 pos kesehatan di Arafah dan 8 di Mina. Selain itu, ada layanan kesehatan mobile serta 15 ambulans standar medis yang siap melayani kebutuhan darurat maupun evakuasi jemaah.

7. Pentingnya Doa dan Kekompakan

Kementerian Agama mengingatkan agar seluruh jemaah menjaga kekompakan, saling membantu, serta mengikuti seluruh arahan petugas. Puncak ibadah haji adalah fase yang sangat mulia sekaligus penuh tantangan, sehingga kekuatan spiritual dan kebersamaan menjadi kunci kelancaran.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya