Jemaah Nafar Awal Diminta Tak Buru-buru Tawaf, Makkah Macet!
- Andika Wahyu/MCH 2025
Mina, VIVA – Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau jemaah haji Indonesia yang melaksanakan nafar awal agar tidak terburu-buru mengerjakan tawaf ifadah, sai, dan tahalul akhir. Imbauan ini disampaikan menyusul kepadatan luar biasa yang terjadi di Kota Makkah akibat pergerakan jemaah dari berbagai negara yang juga keluar dari Mina pada 12 Zulhijah.
Dirjen PHU Kemenag Hilman Latief
- MCH 2025
"Kami mengimbau jemaah yang nafar awal kami sarankan untuk melaksanakan tawaf ifadah pada waktu yang lebih senggang kecuali bagi jemaah yang akan dipulangkan di kloter-kloter awal," ujar Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag, Hilman Latief, di Mina, Minggu (8/6/2025).
Hilman menekankan bahwa situasi di Kota Makkah akan sangat padat dan perjalanan bus menuju Masjidil Haram diperkirakan akan berjalan lambat karena macet. Ini dapat menghambat mobilitas jemaah, terutama yang mencoba segera menyelesaikan rangkaian ibadah haji.
"Saya mengimbau karena situasi di Kota Makkah nanti akan sangat padat sekali dan juga perjalanan bus yang akan mengangkut jemaah kita akan mengalami proses yang kira-kira tidak jauh berbeda seperti pergerakan yang kita lihat, agak lambat atau padat sekali," jelasnya.
Dia juga mengingatkan seluruh jemaah untuk mengikuti arahan petugas dan otoritas Arab Saudi, serta menjaga keselamatan diri selama masa puncak arus pergerakan ini.
"Jadi kita harapkan semua bisa berjalan lancar dan jemaah bisa bersama kelompoknya dengan pendampingan petugas masing-masing bisa menjaga diri," kata Hilman.
Sebagai informasi, puncak ibadah haji dimulai dengan lempar jumrah sejak 10 Zulhijah (6 Juni 2025) dan dilanjutkan pada hari-hari tasyrik, yaitu 11, 12, dan 13 Zulhijah. Jemaah yang memilih nafar awal harus keluar dari Mina sebelum malam 12 Zulhijah. Jika tidak, maka mereka wajib melanjutkan lempar jumrah pada 13 Zulhijah dan mengikuti nafar tsani.
Setelah menyelesaikan seluruh lempar jumrah, jemaah haji masih harus menuntaskan tawaf ifadah, sai, dan tahalul akhir sebelum benar-benar terlepas dari seluruh larangan ihram. Namun dengan padatnya kondisi lalu lintas dan area sekitar Masjidil Haram, jemaah diminta bijak memilih waktu pelaksanaan.
