Bali International Hospital Dinilai jadi Roda Penggerak Ekonomi Baru bagi Warga Lokal

Anggota Komisi VI DPR RI, Gde Sumarjaya Linggih
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rahmat Fatahillah Ilham

Jakarta, VIVA – Anggota Komisi VI DPR RI, Gde Sumarjaya Linggih menilai kehadiran Bali International Hospital (BIH) melambangkan gerakan ekonomi baru berbasis layanan kesehatan kelas dunia. 

Jalani Operasi Pengangkatan Tumor, Jet Li: Hardware Saya Rusak

Pria yang akrab disapa Demer itu menilai BIH tak hanya menghadirkan pelayanan medis internasional, tetapi juga menjadi penggerak roda ekonomi masyarakat melalui sektor jasa, investasi, pariwisata, hingga ketenagakerjaan lokal. 

"Bali International Hospital bukan sekadar rumah sakit, tapi juga jantung baru bagi perekonomian Bali ke depan. Ini yang saya sebut sebagai health driven economy. Kita tidak lagi hanya mengandalkan wisata alam dan budaya, tapi juga wisata kesehatan yang berstandar global," ujar Demer dalam keterangannya, Selasa, 8 Juli 2025. 

Jet Li Dilarikan ke Rumah Sakit, Jalani Operasi Pengangkatan Tumor

Demer menyampaikan perlunya penguatan layanan sports injury atau cedera olahraga di BIH. Ia menyoroti bahwa aktivitas olahraga di Bali sudah bukan sekadar pelengkap pariwisata, melainkan telah tumbuh menjadi ekosistem tersendiri yang mendatangkan banyak wisatawan, atlet, dan event berskala internasional. 

"Coba kita lihat fakta lapangannya, Pak Erick (Thohir) juga punya klub bola dan sering latihan di Bali. Ada Bali United, ada surfing, rafting, hingga turnamen tenis internasional. Ini realitas baru Bali sebagai sport-tourism hub. Maka, layanan medisnya pun harus seimbang," tegas Demer. 

Pelita Air Diskon Tiket hingga Rp 808.000 di HUT RI ke-80, Begini Cara Dapatnya

Ia menilai keberadaan dokter ortopedi umum tidak cukup. Masyarakat membutuhkan dokter super spesialis cedera olahraga agar BIH benar-benar menjadi rujukan bagi wisatawan mancanegara dan pelaku olahraga profesional yang membutuhkan layanan cepat, akurat, dan bertaraf internasional. 

"Ini bukan hanya soal pelayanan, tapi soal kepercayaan dunia terhadap Bali. Kalau layanan medis kita lengkap dan kredibel, maka yang datang bukan hanya turis biasa, tapi juga atlet dan event global," lanjutnya. 

Demer juga menyinggung sejumlah event olahraga tahunan berskala besar, seperti MayBank Runs, yang menyedot ribuan peserta dari dalam dan luar negeri. Menurutnya, potensi ini akan sia-sia jika tidak ditopang dengan kesiapan layanan medis yang memadai. 

"Kita ingin devisa tidak keluar karena orang berobat ke luar negeri, tapi justru masuk karena orang datang ke Bali untuk berobat. BIH harus jadi pintu masuk ekonomi kesehatan nasional, bukan sekadar proyek fisik belaka," tegasnya. 

Legislator asal Bali itu menilai BIH adalah contoh nyata sinergi pemerintah pusat dan daerah, BUMN, dan sektor swasta yang bisa menciptakan ekosistem ekonomi baru. Dengan hadirnya rumah sakit berstandar internasional ini, ia berharap UMKM lokal, tenaga kerja muda, serta sektor pendidikan kedokteran dan teknologi kesehatan ikut tumbuh bersama. 

"Mari jadikan BIH bukan hanya rumah sakit, tapi pusat inovasi, pelatihan, dan inspirasi. Ini peluang kita untuk naik kelas sebagai bangsa berdaya saing global, namun tetap membumi dengan potensi lokal," imbuhnya.

Wakil Ketua DPR RI, Adies Kadir

Wakil Ketua DPR Sebut Tunjangan Rumah Rp50 Juta Masih Wajar, Sesuai dengan Harga Kontrakan di Senayan

Tunjangan DPR Rp50 juta per bulan jadi sorotan publik. Adies Kadir sebut nominal itu masih masuk akal karena biaya kontrakan rumah di Jakarta capai puluhan juta.

img_title
VIVA.co.id
20 Agustus 2025