IWDN Forum 2025 Hadirkan Dialog Global tentang 'Democracy, Sovereignty, and Indonesian Experience'
- istimewa
Jakarta, VIVA – IWDN Forum 2025 resmi digelar di Gedung Nusantara V, MPR RI, Jakarta, dengan mengangkat tema “Democracy, Sovereignty, and Indonesian Experience”. Kegiatan ini menjadi ruang strategis yang mempertemukan pemikir lintas bangsa dalam membahas masa depan demokrasi dan kedaulatan negara di tengah tantangan global yang semakin kompleks.
Salah satu momen penting dalam forum ini adalah kehadiran Bernadett Szél, PhD, mantan anggota parlemen Hongaria. yang secara khusus menyampaikan kekagumannya terhadap pemuda Indonesia, khususnya peserta yang hadir dalam forum sore hari ini. Dalam sambutannya, Bernadett menyebut Islamic World Development Network (IWDN) sebagai inisiatif yang visioner untuk forum strategis berskala internasional, yang tak hanya relevan untuk Indonesia, tapi juga berkontribusi besar dalam percakapan global. Selain itu, Bernadett menyebut bahwa inisiatif seperti ini sangat penting bagi perkembangan demokrasi di dunia.
Fakih Fadilah Muttaqin yang juga merupakan Pendiri dan Presiden IWDN, dinilai telah menghadirkan infrastruktur gagasan yang dibutuhkan dunia saat ini. IWDN disebut sebagai wadah kolaboratif lintas negara yang memperkuat peran pemuda muslim dalam merespons isu-isu internasional.
Forum ini turut dihadiri sejumlah tokoh nasional seperti Andi Amar Ma’ruf Sulaiman yang merupakan anggota Komisi III DPR RI, Prof. JM Muslimin dari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, serta Maulidan Isbar selaku Ketua Asosiasi Pelaku Usaha Desa Seluruh Indonesia (APUDSI). Diskusi dipandu oleh M. Rayhansyah Jasin dari Central European University dan berlangsung dinamis, penuh gagasan segar, serta menjawab berbagai tantangan kontemporer dalam pelaksanaan demokrasi yang ideal.
Acara ini dihadiri lebih dari 250 peserta dari berbagai kalangan, termasuk pelajar, mahasiswa, akademisi, profesional, serta perwakilan dari sejumlah universitas luar negeri. IWDN Forum 2025 tidak hanya menjadi titik temu antarbangsa, namun juga membuktikan bahwa pemuda muslim indonesia mampu memimpin percakapan penting di panggung internasional. “Ini bukan sekadar forum, ini adalah investasi gagasan untuk masa depan dunia,” ujar Fakih menutup pernyataannya.
