Heboh Warga NTT Terima Uang Bansos Diduga Palsu, Polisi Turun Tangan
- VIVA/M Ali Wafa
Kupang, VIVA – Kepolisian Resor Sabu Raijua, Polda Nusa Tenggara Timur tengah menyelidiki dugaan peredaran uang palsu pada penyaluran dana bantuan sosial (bansos) tunai, dana stimulus dan Program Keluarga Harapan (PKH) di Kecamatan Hawu Mehara, Kabupaten Sabu Raijua, NTT.
Kasat Reskrim Polres Sabu Raijua Iptu Deflortintus M. Wee, saat dihubungi dari Kupang, Kamis, mengatakan bahwa kejadian tersebut terjadi pada Senin 14 Juli 2025.
"Kami mendapat informasi dari warga soal dugaan uang palsu saat penyaluran bansos di Kecamatan Hawu Mehara pada Senin, 14 Juli 2025," katanya.
(Foto Ilustrasi) Polisi menunjukkan barang bukti uang palsu lembaran Rp100ribu
- ANTARA FOTO/Irfan Anshori
Dia menjelaskan seorang warga bernama Dominggus A. Leo yang merupakan warga Desa Ledeae, Kecamatan Hawu Mehara, Kabupaten Sabu Raijua melaporkan kasus tersebut.
Dominggus melaporkan kepada polisi bahwa saat penyaluran bansos di aula Kantor Desa Tanajawa, Henderina Dida sebagai salah satu penerima bantuan tersebut menerima uang tunai Rp2.425.000.
Setelah menerima bansos tunai dan PKH di Desa Tanajawa, Henderina Dida merasa enam lembar uang pecahan Rp100.000, warnanya berbeda dengan yang lain.
Dia pun mencoba menggunakan uang itu untuk berbelanja di salah satu warung di daerah itu, namun saat hendak membayar, pemilih warung menolak karena menduga uang palsu.
Henderina Dida kemudian kembali ke tempat pembagian Bansos tunai dan PKH di aula Desa Tanajawa untuk mengonfirmasi uang tersebut kepada petugas PT Pos Indonesia yang membagikan bansos.
Dia mempertanyakan keaslian uang tersebut, namun petugas PT Pos Indonesia meyakinkan bahwa enam lembar uang tersebut asli, karena diambil dari bank.
Merasa yakin, dia kembali ke rumah. Namun, karena penasaran dia lalu kembali menggunakan uang tersebut untuk berbelanja, tetapi pemilih toko tidak mau menerima uang tersebut.
Aparat kepolisian kemudian berkoordinasi dengan pihak Bank BRI dan Bank NTT di daerah itu, namun petugas perbankan juga belum bisa memastikan keaslian dari enam lembar uang yang diterima itu.
Oleh karena itu untuk dapat memastikan keaslian uang tersebut, pihaknya berkoordinasi dengan Bank Indonesia Perwakilan NTT untuk mencari tahu keaslian uang tersebut.
“Saat ini enam lembar uang Rp100 ribu ini masih kami amankan, sambil menunggu koordinasi dari BI,” ujar Iptu Deflortintus. (Ant)