Bau Asam dan Berjamur! 140 Siswa Kupang Keracunan Makan Bergizi Gratis
- Frits/tvOne/Kupang
Kupang, VIVA – Sebanyak 140 siswa SMPN 8 Kupang, Nusa Tenggara Timur, mengalami gejala keracunan usai mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Selasa, 22 Juli 2025. Para siswa mengalami mual, muntah, hingga diare parah dan harus dilarikan ke tiga rumah sakit berbeda untuk mendapat penanganan medis.
Salah satu korban, Kesya Bella, siswi kelas 8, mengaku mulai merasakan gejala tak lama setelah menyantap makanan dari program MBG yang disediakan di sekolah.
"Sejak kemarin usai menyantap MBG yang berisikan lauk sayur, daging dan tahu, saya mulai merasakan gejala kurang enak," ujar Kesya.
Siswa SMPN 8 Kupang Masuk Rumah Sakit karena Keracunan Makan Gratis Sekolah
- Frits/tvOne/Kupang
Menurut pengakuannya, makanan yang disajikan tercium bau tak sedap. "Lauk sayuran berupa campuran kacang panjang, wortel, dan bunga pepaya tercium berbau asam dan kurang sedap, begitu pun dengan daging yang terlihat seperti telah berjamur, lauk tahu juga terasa asam saat dimakan, namun saya tetap menyantapnya hingga habis," tambahnya.
Kesya mengaku mengalami diare hingga lima kali sejak malam hari, disertai muntah-muntah. Namun, ia tetap berangkat ke sekolah keesokan harinya. Saat tiba di sekolah, kondisinya memburuk.
"Rasa sakit perut lebih menjadi-jadi dan tak tertahan disertai muntah-muntah hingga nyaris pingsan," tuturnya.
Kesya bukan satu-satunya korban. Sejumlah siswa lainnya mengalami gejala serupa, membuat para guru panik dan bergegas mengevakuasi para korban ke rumah sakit. Ketiga rumah sakit yang menangani para siswa adalah RS SK Lerik, RS Siloam, dan RS Mamami. Mayoritas siswa mendapatkan infus karena mengalami dehidrasi akibat muntah dan diare.
Kejadian ini membuat sejumlah orangtua murid marah dan kecewa. Salah satunya adalah Yoldi Gaspers, yang anaknya juga menjadi korban keracunan.
"Sejak kemarin pulang sekolah anak saya merasakan pusing dan mual. Paginya mencret-mencret dan muntah namun tetap pergi ke sekolah hari ini. Namun saya tadi mendapat kabar anaknya dilarikan ke rumah sakit akibat keracunan," ungkap Yoldi.
Ia menilai pelaksanaan program MBG sangat buruk. "Saya sangat kecewa dengan kejadian ini," ujarnya.
Menurut Yoldi, seharusnya ada pengawasan ketat terhadap makanan yang disajikan kepada siswa. Ia menuntut pertanggungjawaban dari pihak penyedia makanan.
"Hal ini harus ditindak lanjuti dari pihak-pihak terkait sebelum jatuh korban jiwa, dan para penyedia MBG harus diperiksa dan bertanggung jawab sepenuhnya atas kejadian ini, bukan sekedar permohonan maaf semata, bila perlu dijatuhi hukuman pidana," tegasnya.
Yoldi menyayangkan bahwa program yang seharusnya ditujukan untuk meningkatkan gizi anak-anak justru membahayakan kesehatan mereka.
"Bagaimana bisa ini kan program Makan Bergizi Gratis untuk perbaikan gizi anak tapi kenyataannya anak-anak harus dirawat di rumah sakit usai menyantap MBG," katanya kecewa.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari pihak sekolah maupun dinas terkait. Pemeriksaan terhadap sumber makanan MBG diharapkan segera dilakukan untuk mencegah kejadian serupa terulang kembali. (Frits Floris/tvOne/Kupang)
Â