Kronologi Kapal Terombang-Ambing Tiga Hari di Laut Flores Berhasil Dievakuasi
- Jo Kenaru (NTT)
NTT, VIVA – Sebuah kapal pengangkut barang mengalami insiden patah kemudi di perairan utara Laut Flores dan terombang-ambing selama tiga hari sebelum akhirnya berhasil dievakuasi tim SAR gabungan. Kapal Motor (KM) Mulya Abadi GT 171, yang mengangkut delapan kru termasuk kapten, ditemukan dalam kondisi selamat pada Minggu, 27 Juli 2025.
Peristiwa bermula saat KM Mulya Abadi bertolak dari Pelabuhan Jinato, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, menuju Pelabuhan Riung, Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur, pada Rabu malam, 23 Juli 2025, sekitar pukul 20.00 WITA. Kapal ini membawa muatan semen dan sembako.
Namun dua jam setelah berlayar, kru kapal bernama Abdullah sempat mengirim pesan kepada keluarganya bahwa kapal mengalami patah kemudi dan tidak bisa dikendalikan. Kapal diperkirakan berada sekitar 30–40 mil dari Pulau Jinato atau sekitar 54 kilometer dari Pulau Bonerate, Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Selayar.
Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere menerima informasi dari Basarnas Makassar terkait insiden tersebut, dan segera mengerahkan armada KN SAR Puntadewa pada malam Jumat, 25 Juli 2025, untuk melakukan pencarian.
Tim SAR saat mengevakuasi kru KM Mulya Abadi
- Jo Kenaru/tvOne/NTT
“KN SAR Puntadewa 250 berhasil menemukan posisi KM Mulya Abadi di titik koordinat 7°55’28.2”S - 121° 07’48”E dan seluruh kru yang berjumlah 8 orang langsung dievakuasi," kata Kepala Kantor SAR Maumere, Fathur Rahman, dalam keterangan resminya.
Fathur menjelaskan, keberadaan KM Mulya Abadi diketahui berkat laporan dari Kapal Tanker Maersk Monte Lascar yang saat itu melintas dalam rute pelayaran Singapura-Australia. Kapal tanker tersebut menerima sinyal distress dan segera menginformasikan posisi kapal rusak ke pihak Basarnas.
"Dengan adanya titik terang posisi terakhir KM Mulya Abadi, Basarnas langsung menghubungi Tim SAR Gabungan menuju titik koordinat yang diberikan oleh Kapal Tanker Maersk Monte Lascar," terang Fathur Rahman selaku Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Maumere selaku SMC (SAR Mission Coordinator).
Proses penarikan KM Mulya Abadi dilakukan secara estafet: pertama oleh KN SAR Puntadewa 250 dan dilanjutkan oleh KM Surya Indah hingga kapal kembali merapat ke Pelabuhan Riung.
Fathur Rahman juga menyampaikan apresiasi kepada semua pihak yang terlibat dalam operasi pencarian dan penyelamatan ini.
“Mewakili Tim SAR Gabungan kami menyampaikan terima kasih kepada seluruh tim yang terlibat pada Operasi SAR ini," ujarnya. (Jo Kenaru/tvOne/NTT)
