DPR Minta Polisi Tindak Tegas 9 Terduga Perusak Rumah Doa di Padang

Anggota Komisi III DPR RI, Martin Daniel Tumbelaka
Sumber :
  • Dok. Istimewa

Jakarta, VIVA – Anggota Komisi III DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Martin Daniel Tumbelaka menegaskan bahwa negara tak boleh kalah oleh tindakan kekerasan dan intoleransi, menyusul peristiwa perusakan rumah doa milik jemaat Gereja Kristen Setia Indonesia (GKSI) di Padang, Sumatera Barat.

Paus Leo Soroti Kasus Kekerasan dan Kelaparan di Gaza, Desak Gencatan Senjata

“Negara harus hadir dan tegas. Ini bukan sekadar soal bangunan yang dirusak, tetapi soal rasa aman warga negara. Tidak boleh ada pembiaran terhadap tindakan main hakim sendiri,” kata Martin dalam keterangannya, Senin, 28 Juli 2025.

Anggota Komisi III DPR RI, Martin Daniel Tumbelaka

Photo :
  • Dok. Istimewa
Santri di Bone Kini Dapat Makan Gratis Tiap Siang, Menteri Agama: Ini Penggerak Ekonomi Rakyat

Martin juga mengapresiasi para jajaran Polda Sumatera Barat karena sudah bergerak cepat dalam menangani kasus tersebut.

“Kami mengapresiasi langkah cepat Polda Sumbar yang telah menangkap para terduga pelaku. Ini menunjukkan bahwa negara tidak tinggal diam terhadap tindakan kekerasan dan intoleransi. Namun, penegakan hukum harus terus dilanjutkan hingga tuntas,” ujar dia.

DPR RI Sambut Aspirasi Warga Teluk Bayur dan Suka Karya: Negara Hadir untuk Tegakkan Keadilan

Ia meminta agar pihak kepolisian terus menyelidiki kasus tersebut. Martin menduga masih ada pihak lain yang harus diminta pertanggungjawaban.

“Jika ada aktor lain yang mengarahkan atau memprovokasi, mereka juga harus dimintai pertanggungjawaban,” tegasnya.

Martin mengingatkan bahwa tindakan kekerasan atas nama apapun tidak bisa dibenarkan. Dia meminta seluruh pihak menjaga ketenangan sosial dan tidak menyebarkan narasi yang memperkeruh keadaan.

“Kita semua punya tanggung jawab menjaga ruang hidup bersama. Rumah ibadah, apa pun agamanya, adalah tempat yang harus dilindungi. Keberagaman adalah fondasi negara ini," ujar politisi Gerindra asal Sulawesi Utara itu.

Ilustrasi kekerasan seksual.

Photo :
  • Pexels

Diketahui, Kepolisian Daerah Sumatera Barat telah menangkap sembilan orang yang diduga terlibat dalam perusakan rumah doa tersebut.

Peristiwa terjadi pada Minggu, 27 Juli 2025 sore di Kelurahan Padang Sarai, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang. 

Dalam video yang beredar di media sosial, sejumlah orang terlihat melempari rumah doa dengan batu dan kayu hingga memecahkan kaca-kaca jendela.

Perempuan dan anak-anak yang berada di dalam bangunan itu berhamburan keluar sambil menangis.

Sementara, Wakapolda Sumatera Barat Brigjen Pol Solihin memastikan situasi di lokasi kini sudah kondusif. Ia meminta masyarakat tidak bertindak gegabah dan menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus ini kepada aparat.

“Jangan masyarakat gegabah, jangan masyarakat bertindak anarkis. Semua ada hukum. Jadi siapa yang berbuat maka akan bertanggung jawab,” ujar Solihin dalam video yang diunggah akun Instagram Polresta Padang.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya