Soroti Siswa Keracunan MBG di NTT, Dasco Singgung Supervisi

Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat (sumber: istimewa)
Sumber :
  • VIVA.co.id/Yeni Lestari

Jakarta, VIVA – Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad menyoroti kasus keracunan massal yang menimpa ratusan siswa SMP di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) beberapa waktu lalu.

DPR Minta Pemerintah Selamatkan Industri Baja Nasional, Ini Alasannya

Dasco meminta kepada Badan Gizi Nasional (BGN) untuk melakukan supervisi dalam pelaksanaan program MBG.

"Ya, kami minta kepada, kan kita lihat bahwa, kita tahu bahwa BGN itu juga mempunyai sistem baru dalam hal supervisi," ujar Dasco kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin, 28 Juli 2025.

Akselerasi Pendidikan Berkualitas untuk 17 Sekolah di Seram Bagian Barat Maluku

Sejumlah siswa korban keracunan MBG dirawat di RS Karitas Tambolaka, NTT

Photo :
  • Jo Kenaru/tvOne/NTT

Dasco menambahkan bahwa BGN memiliki tenaga supervisi untuk mengecek kualitas bahan makanan dilapangan. Pun, distribusi hingga pembayaran program MBG.

56 Ribu Anak Jadi Korban Kecelakaan, Jasa Raharja Ajak Pelajar Lakukan Hal Ini

"Tenaga-tenaga untuk supervisi lapangan, baik untuk mengecek kualitas makanan, distribusi maupun dari sisi pembayaran dari MBG ke dapur," katanya.

"Nah sehingga kita harapkan bahwa kejadian-kejadian yang seperti itu tidak terulang," pungkasnya.

Sebelumnya, pada Selasa, 22 Juli 2025, sebanyak 140 siswa kelas VII hingga IX di SMPN 8 Kupang mengalami keracunan usai menyantap makanan MBG. Mereka dilarikan ke RSUD SK Lerik, Rumah Sakit Siloam, dan Rumah Sakit Mamami dengan gejala sakit perut hebat, muntah, dan diare yang muncul pada malam hari.

Sejumlah siswa mengeluhkan kondisi makanan yang mereka konsumsi dalam program MBG pada hari itu sudah rusak.

“Itu sayurnya asam kemudian tahu yang campur terigu lain rasanya dan daging sapi rendang itu berbusa. Saya pikir tidak apa-apa. Tapi ternyata setelah itu kami satu kelas mengeluh perut taputar (mules),” kata seorang siswa di ruang IGD RSUD SK Lerik.

Kejadian ini menjadi pukulan serius bagi pelaksanaan program MBG di NTT. Warga, sekolah, dan institusi pelayanan dasar lainnya kini menuntut evaluasi menyeluruh terhadap penyediaan makanan dan standar keamanan konsumsi yang diterapkan pemerintah.

Akibat kejadian itu, sejumlah sekolah lain di wilayah Nusa Tenggara Timur mulai menolak menerima dan mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disuplai oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kelapa Lima 1, Kota Kupang.

UMKM katering pemasok Program MBG

Photo :
  • BRI

SPPG tersebut diketahui menyuplai makanan MBG ke tujuh sekolah dan satu posyandu dengan total penerima manfaat mencapai 3.374 orang. Namun pascakejadian keracunan, kekhawatiran meluas hingga ke sekolah-sekolah lain. Salah satunya adalah SMP Negeri 5 Kupang.

“Pada saat apel pagi tadi, anak-anak sendiri menyampaikan untuk tidak menyantap makanan bergizi gratis,” ujar Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Kupang, Ferderik Mira Tade, Rabu 23 Juli 2025. 

Sekolah yang berada di Jalan Frans Seda, Kelapa Lima, bahkan mengambil kebijakan untuk memulangkan seluruh siswa lebih awal agar mereka bisa makan di rumah masing-masing.

“Para siswa-siswi dipulangkan lebih awal karena pertimbangan kami banyak anak-anak juga yang tidak makan pagi jadi kami bikin siasat agar mereka bisa makan di rumah agar tidak sakit,” jelas Ferderik.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya