Sekolah di Kupang Tolak Makan Bergizi Gratis Usai Kasus Keracunan Massal

Siswa SMP Negeri 8 Kupang Dilarikan ke RS, Diduga Keracunan Makan Bergizi Gratis
Sumber :
  • Jo Kenaru (NTT)

Kupang, VIVA – Setelah insiden keracunan massal yang menimpa 140 siswa SMP Negeri 8 Kota Kupang, sejumlah sekolah lain di wilayah Nusa Tenggara Timur mulai menolak menerima dan mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang disuplai oleh Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kelapa Lima 1, Kota Kupang.

OJK Tegaskan Dukungan Konkret terhadap Program Prioritas Pemerintah

SPPG tersebut diketahui menyuplai makanan MBG ke tujuh sekolah dan satu posyandu dengan total penerima manfaat mencapai 3.374 orang. Namun pascakejadian keracunan, kekhawatiran meluas hingga ke sekolah-sekolah lain. Salah satunya adalah SMP Negeri 5 Kupang.

Siswa SMPN 8 Kupang Masuk Rumah Sakit karena Keracunan Makan Gratis Sekolah

Photo :
  • Frits/tvOne/Kupang
Soroti Siswa Keracunan MBG di NTT, Dasco Singgung Supervisi

“Pada saat apel pagi tadi, anak-anak sendiri menyampaikan untuk tidak menyantap makanan bergizi gratis,” ujar Kepala Sekolah SMP Negeri 5 Kupang, Ferderik Mira Tade, Rabu 23 Juli 2025.

Sekolah yang berada di Jalan Frans Seda, Kelapa Lima, bahkan mengambil kebijakan untuk memulangkan seluruh siswa lebih awal agar mereka bisa makan di rumah masing-masing.

Siswa di Kupang Keracunan MBG, Legislator Minta Libatkan Ahli Gizi dalam Racik Menu

“Para siswa-siswi dipulangkan lebih awal karena pertimbangan kami banyak anak-anak juga yang tidak makan pagi jadi kami bikin siasat agar mereka bisa makan di rumah agar tidak sakit,” jelas Ferderik.

Langkah serupa juga diambil oleh Posyandu Anugerah yang turut mendapat pasokan MBG. Kekhawatiran para ibu peserta posyandu terhadap kualitas makanan membuat mereka memutuskan menolak sementara program tersebut.

“Terhitung mulai sekarang (Rabu), tidak ada lagi pemberian makanan di posyandu sampai waktu yang belum ditentukan. Kami berharap pengadaan makanan tambahan, seperti susu, telur, roti, dan biskuit dapat kembali diterapkan,” ujar Ketua Posyandu Anugerah, Selmi, Rabu 23 Juli 2025.

Sebelumnya, pada Selasa, 22 Juli 2025, sebanyak 140 siswa kelas VII hingga IX di SMPN 8 Kupang mengalami keracunan usai menyantap makanan MBG. Mereka dilarikan ke RSUD SK Lerik, Rumah Sakit Siloam, dan Rumah Sakit Mamami dengan gejala sakit perut hebat, muntah, dan diare yang muncul pada malam hari.

Sejumlah siswa mengeluhkan kondisi makanan yang mereka konsumsi dalam program MBG pada hari itu sudah rusak.

“Itu sayurnya asam kemudian tahu yang campur terigu lain rasanya dan daging sapi rendang itu berbusa. Saya pikir tidak apa-apa. Tapi ternyata setelah itu kami satu kelas mengeluh perut taputar (mules),” kata seorang siswa di ruang IGD RSUD SK Lerik.

Kejadian ini menjadi pukulan serius bagi pelaksanaan program MBG di NTT. Warga, sekolah, dan institusi pelayanan dasar lainnya kini menuntut evaluasi menyeluruh terhadap penyediaan makanan dan standar keamanan konsumsi yang diterapkan pemerintah. (Jo Kenaru/tvOne/NTT)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya