Siswa SMK di Bekasi Masuk RS Usai Ditendang Teman Sekelas, Ini Penjelasan Sekolah
- Pradita Kurniawan Syah/ANTARA
Bekasi, VIVA – Seorang siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Ananda Mitra Industri Deltamas, Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mengalami luka cukup serius hingga harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit. Peristiwa tersebut kini tengah menjadi sorotan publik dan berujung pada laporan hukum di Polres Metro Bekasi.
Meski demikian, pihak sekolah membantah keras tudingan adanya praktik perundungan di lingkungan satuan pendidikannya.
Kepala SMK Ananda Mitra Industri Deltamas, Abdul Rokib, menegaskan bahwa insiden kekerasan tersebut bukanlah kejadian berulang yang mencerminkan praktik perundungan.
Ilustrasi perundungan.
- ANTARA News/Andre Angkawijaya
“Tidak ada pembiaran perundungan atau bullying karena tidak ada kejadian berulang di sekolah," ujarnya saat dikonfirmasi di Cikarang, Selasa (29/7/2025).
Ia menjelaskan bahwa pihak sekolah telah melakukan investigasi menyeluruh berdasarkan keterangan saksi dan rekam jejak keseharian para siswa yang terlibat. Hasilnya, peristiwa tersebut dinilai sebagai perkelahian pribadi antara dua siswa.
"Jadi tidak ada pembiaran perundungan karena sekolah selama tujuh tahun melaksanakan berbagai macam seminar psikolog anak, anti bullying rutin tersampaikan dengan baik kepada seluruh siswa-siswi SMK Ananda Mitra Industri Deltamas,"Â kata Rokib.
Ia menegaskan bahwa sekolah memegang prinsip zero tolerance terhadap kekerasan dalam bentuk apapun, baik fisik, psikis, maupun emosional. Sebagai bentuk ketegasan, dua siswa yang terlibat kini sudah tidak lagi berstatus sebagai peserta didik di sekolah tersebut.
"Kami menyatakan dan menindak tegas, mengeluarkan siswa yang melakukan pelanggaran berat," imbuhnya.
Namun versi berbeda disampaikan oleh pihak korban. Kuasa hukum korban, Donny Manurung, menyebut bahwa kliennya menjadi korban bullying yang berujung pada luka fisik dan trauma psikis cukup serius.
"Menurut saya cukup fatal ya, berakibat dirawat di rumah sakit dan diagnosa dari rumah sakit itu post trauma ginjal kiri yang menyebabkan Hematuria,"Â ungkap Donny.
Ia membeberkan bahwa tindak kekerasan itu terjadi saat korban dan pelaku berada di dalam kelas bersama sejumlah siswa lain. Pelaku disebut awalnya menoyor kepala korban menggunakan buku. Saat korban menolak dan berusaha menahan, pelaku justru semakin agresif.
"Pertama itu memukul menggunakan buku ke kepala korban, istilahnya ditoyor. Korban tidak suka dan tangannya menghalau. Langsung dadanya dipukul sekali, baru terakhir kaki kanan dari pelaku, lutut kan, itu menendang bagian perut korban,"Â terang Donny.
Korban baru menceritakan kejadian yang dialaminya kepada sang ibu tiga hari kemudian karena merasa sakit di bagian perut kiri. Saat buang air kecil, air seninya berwarna kecoklatan.
"Hingga akhirnya di tanggal 16 itulah. Dia dibawa ke rumah sakit, baru dari tanggal 16 sampai tanggal 20 dia rawat jalan,"Â katanya.
Karena kondisi korban tak kunjung membaik, akhirnya ia harus menjalani perawatan intensif di rumah sakit.
Pihak keluarga sempat mencoba jalur mediasi di sekolah, namun tidak menemukan titik temu. Menurut Donny, keluarga pelaku justru terkesan menganggap kejadian itu hanya sebatas candaan antar siswa.
"Makanya kita ambil tindakan hukum, kita laporkan ini ke Polres dan kita lanjutkan ini ke proses hukum. Ternyata pada saat di pemeriksa, klien kami mengatakan bahwa tindakan bullying ini bukan sekali terjadi, ada beberapa kali begitu,"Â tegas Donny.
Sementara itu, Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Bekasi, AKBP Agta Bhuwana Putra, membenarkan adanya laporan dugaan kekerasan terhadap anak yang dilaporkan pada 6 Juli 2025.
"Laporan tanggal 6 Juli 2025 dengan nomor : LP/B/2455/VII/2025/SPKT/Polres Metro Bekasi/Polda Metro Jaya,"Â jelas Agta.
Ia mengatakan bahwa laporan tersebut telah dilengkapi dengan hasil visum, serta keterangan dari sejumlah pihak, termasuk korban, keluarga korban, pihak sekolah, dan terduga pelaku.
"Kami akan lakukan gelar perkara ke tahap penyidikan pada Kamis, 31 Juli 2025,"Â ujarnya. (ANTARA)