Menteri Trenggono Sebut Ekonomi Biru Jadi Jurus Utama Pembangunan Kelautan, Begini Roadmapnya

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono di Forum BOSF
Sumber :
  • Dok BOSF

Jakarta, VIVA – Kementerian Kelautan dan Perikanan menjadikan ekonomi biru sebagai salah satu strategi atau pendekatan utama dalam proses pembangunan kelautan dan perikanan di Indonesia.

Siapkan Pedoman Baru, OJK Finalisasi Roadmap Industri Pegadaian dan Usaha Bullion

Hal itu disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono dalam forum Blue Ocean Strategy Fellowhip (BOSF) di The Atrium, Samporna Strategic, Jakarta Selatan, Jumat, 8 Agustus 2025.

Trenggono awalnya menjelaskan Indonesia merupakan negara jumlah pulau mencapai 17.500 lebih dan memiliki kekayaan laut yang sangat luar biasa. 

Ocean Centre Indonesia Targetkan Akselerasi Pengembangan Ekonomi Biru Berkelanjutan

"Jumlah pulaunya 17.500 lebih dengan luasan pesisir kita sekitar 108 kilometer, ini terpanjang di dunia dan kita bukan negara mainland, tapi kita adalah negara kepulauan," kata Trenggono dalam forum tersebut.

Untuk memaksimalkan potensi kelautan yang dimiliki Indonesia, pihaknya kata Trenggono menjadikan ekonomi biru sebagai pendekatan utama. 

Menteri Trenggono Utus Tim Demi Usut Tambang Nikel Rusak Laut Raja Ampat

Melalui ekonomi biru, pihaknya tidak hanya fokus pada pertumbuhan ekonomi tetapi juga menjaga kelestarian ekosistem dan memberdayakan masyarakat pesisir.

"Jadi, satu sisi adalah ekologinya tetap harus dijaga dengan baik karena wilayahnya, daya dukungnya cuma segitu. Sementara yang tinggal di situ semakin meningkat, sehingga tekanan ekonomi atau tekanan terhadap kebutuhan manusia terus meningkat tajam," tutur dia.

Atas dasar itu, Kementerian Kelautan dan Perikanan kata dia telah memutuskan roadmap ekonomi biru. Di mana di dalamnya terdapat lima pilar kebijakan.

Adapun lima pilar kebijakan yang dimaksud antara lain, memperluas kawasan konservasi laut, penangkapan ikan yang terukur dan berbasis kuota, pengembangan aquakultur berkelanjutan di kawasan laut, pesisir dan pedaman.

Kemudian, pengawasan dan pengendalian wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, serta pembersihan sampah plastik di laut melalui gerakan partisipasi nelayan.

Dalam kesempatan tersebut, Co Chair BOSF sekaligus President Sampoerna University, Marshall Scott menegaskan kolaborasi lintas sektor sangat penting untuk membangun ekosistem laut berkelanjutan di Indonesia.

Melalui forum ini, pihaknya ingin mendorong keterbukaan pikiran dan penerapan konsep Blue Ocean Strategy dalam penyelesaian masalah kelautan.

"Seperti perlu menghilangkan pikiran konvensional, menghilangkan pikiran tradisional, dan benar-benar menjadi inovatif dan mengambil langkah tegas untuk menyelesaikan masalah terbesar yang paling menantang," ucap dia.

Scott pun ingin membantu anak muda mengubah cara berpikir mereka tentang masalah global, termasuk isu masa depan kelautan. la menegaskan, ide yang dipaparkan di BOSF sangat relevan untuk membentuk kebijakan visioner, kepemimpinan dinamis,dan strategi industri yang siap menghadapi tantangan masa depan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya