251 Siswa Diduga Keracunan Makanan Bergizi Gratis di Sragen

Bupati Sragen Sigit Pamungkas saat melihat kondisi siswa usai keracunan MBG
Sumber :
  • Mahfira Putri/tvOne/Sragen

Sragen, VIVA – Jumlah siswa yang diduga keracunan Makanan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Gemolong, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah terus bertambah hingga mencapai 251 orang. Mereka mengalami gejala mual, pusing, hingga diare usai menyantap menu MBG yang terdiri dari nasi kuning, telur ayam suwir, orek tempe, selada timun, apel, dan susu.

Lagi, 75 Siswa di NTT Keracunan Usai Makan Bergizi Gratis, Diduga dari Menu Ikan Tongkol

Bupati Sragen, Sigit Pamungkas, meninjau langsung Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Wilayah Gemolong dan menemui sejumlah siswa korban keracunan di SMP Negeri 1 Gemolong pada Selasa (12/8/2025) sore.

Bupati Sragen Sigit Pamungkas saat melihat kondisi siswa usai keracunan MBG

Photo :
  • Mahfira Putri/tvOne/Sragen
Standar Tertinggi MBG: Gizi Anak Sekolah Khusus Kini Dipantau Teknologi AI

“Kami mendapat laporan bahwa ada gejala keracunan dari sejumlah siswa di SD dan SMP di Gemolong. Data hari ini yang melaporkan diduga keracunan ada 251 orang,” kata Bupati Sigit.

Sebagai langkah awal, Pemkab Sragen menghentikan distribusi program MBG selama dua hari untuk proses investigasi.

BPOM Beberkan 17 Kasus Keracunan MBG Terjadi Sejak 6 Januari 2025

“Pendistribusian makan bergizi gratis, yang berasal dari penyedia dihentikan setidaknya dua hari, untuk dilakukan investigasi,” jelasnya.

Bupati menegaskan, seluruh siswa yang menjadi korban telah mendapatkan penanganan medis. Pemkab juga membentuk crisis center, menyiagakan puskesmas 24 jam, serta mengaktifkan tim respon cepat.

Sigit menyampaikan, pihaknya telah mengirim sampel makanan ke laboratorium di Semarang untuk mengetahui sumber keracunan.

“Kami koordinasikan dengan Dandim, Kapolres dan telah melaporkan kejadian ini ke MBG pusat,” imbuhnya.

Meski jumlah korban cukup banyak, Sigit belum menetapkan peristiwa ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Salah satu korban, Faqih Mabruri (15), menceritakan ia memakan menu MBG di sekolah pada Senin (11/8/2025) pukul 09.00 WIB.

"Yang saya makan, nasi kuning itu sampai habis, apel, orek telur, sama susu, kalau timun sama selada sudah bolong-bolong hitam, tidak saya makan," ujarnya.

Faqih mengaku mulai merasa mual setelah magrib, namun sempat mengabaikannya. Gejala semakin parah setelah isya, ketika ia mengalami nyeri perut hebat dan diare.

Tak hanya sulit tidur semalaman, Faqih juga merasa lemas dan pusing karena harus bolak-balik ke kamar mandi. Orang tuanya sempat memberinya obat dari apotek, namun kondisinya tetap belum pulih. (Mahfira Putri/tvOne/Sragen)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya