Kejagung Diminta Dalami Hubungan Nadiem dengan Investasi Google
- Dok. Kejaksaan Agung
Jakarta, VIVA – Pakar hukum pidana Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Hibnu Nugroho mengatakan Kejaksaan Agung (Kejagung) bisa mengembangkan adanya mens rea dan mekanisme pengadaan yang tidak berjalan dalam kasus dugaan korupsi laptop chromebook yang menyeret tersangka Nadiem Makarim.
Hibnu menanggapi langkah Kejaksaan Agung yang akan mendalami dugaan keterlibatan investasi Google ke Gojek, dengan proyek pengadaan laptop chromebook. Diketahui, Nadiem adalah sosok pendiri Gojek sekaligus mantan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek).
Sementara, chromebook adalah laptop yang dikembangkan dan dijalankan oleh Google dengan sistem operasi Chrome OS. Jika memang benar ada investasi ke Gojek, kata Hibnu, kemungkinan juga perencanaanya sudah ada.
“Sehingga, niat sebelum menjadi menteri dan setelah menjadi menteri ada hubungan kausal. Hubungan ini yang harus dikembangkan oleh penyidik Kejagung,” kata Hibnu dikutip pada Rabu, 10 September 2025.
Ia menduga ada relasi kuasa ke atas yang memunculkan proyek pengadaan laptop chromebook bermasalah tersebut, sehingga kemungkinan diduga ada mens rea dalam kasus Nadiem Makarim ini.
“Makanya, kalau Nadiem mengatakan akan memberi keterangan sejujur-jujurnya bahwa ia tidak bersalah. Mungkin itu ada relasi kuasa yang membuat Nadiem tidak mampu menolak, dan hanya menjalankan apa yang sudah diputuskan relasi kuasa di atasnya,” jelas Hibnu.
Kemudian, lanjut dia, terkait kemungkinan pemufakatan-pemufakatan sebelum menjadi Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, ini yang akan menjadi indikasi kuat bahwa pengadaan laptop chromebook memang bermasalah. Selain itu, ia juga menyayangkan tidak dilibatkan lembaga pengadaan di Kemendikbudristek.
“Bukan pada saat menjadi menteri, tapi sebelumnya. Pertanyaannya sebelum itu (pengadaan laptop chromebook) mungkin sudah terindikasi akan dijadikan menteri. Nah siapa itu yang menjanjikan? Ini roda kelembagaan juga tidak berjalan, seolah-olah jadi menteri langsung stafsus-stafsus,” ungkapnya.
