Korban Keracunan Massal MBG di Bandung Barat Tembus 911 Siswa
- Ist
Bandung, VIVA – Kabupaten Bandung Barat darurat kasus keracunan massal siswa/pelajar di semua tingkatan mulai dari SD, SMP dan SMA/SMK diduga usai menyantap makanan program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dibagikan di sekolah mereka pada awal pekan ini.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat, jumlah korban keracunan hingga Rabu malam, 24 September 2025, sebanyak 911 siswa mengalami gejala keracunan MBG.
Jumlah tersebut akumulasi dari dua kejadian, yakni pada Senin22 September 2025, yang menimpa 411 orang, dan peristiwa terbaru pada Rabu, 23 September 2025 dengan 500 anak.
Kasus keracunan MBG di SMKN 1 Cihampelas Bandung Barat
- tvOne
Untuk kasus terbaru, terbanyak terjadi di Kecamatan Cipongkor dengan 400 siswa dan 100 lainnya di Desa Citalem.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Herman Suryatman memastikan 500 pelajar yang mengalami keracunan massal setelah makan menu MBG di Kabupaten Bandung Barat, tertangani dengan baik.
"Kami harus antisipasi risiko paling buruk yang tidak bisa ditangani di lokasi dan harus dirawat," kata Herman dikutip Kamis, 25 September 2025.
Pihaknya segera mengerahkan tenaga medis dan ambulans berasal dari berbagai daerah untuk menangani siswa keracunan. Para siswa korban keracunan umumnya mengalami keluhan mual, sesak napas, pusing, lemas, dan kejang.
"Teridentifikasi ada 500 yang mengeluh dan langsung kami tangani. Kami sudah cek dua-duanya, kondisinya seperti itu," ujarnya.
Pemprov Jabar juga telah berkoordinasi dengan sejumlah rumah sakit rujukan di Bandung Raya -- selain rumah sakit pemerintah, untuk mengakomodasi mereka dengan penanganan terbaik.
"Paling tidak ada Rumah Sakit Cibabat, Rumah Sakit Dustira, Rumah Sakit Otista, Rumah Sakit Sartikasih, Cahaya Kawaluyan, Parahyangan, termasuk RS Al-Islam. Jadi untuk rumah sakit tidak kekurangan, tempat tidurnya juga kami siapkan maksimal," ungkapnya
Kejadian Luar Biasa
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat, Teten Ali Mulku Engkun mengatakan sebanyak ratusan mobil ambulans dikerahkan ke Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat untuk mengevakuasi para siswa yang mengalami keracunan ke fasilitas kesehatan.
BPBD Bandung Barat juga telah membuat tenda darurat untuk posko darurat di Cipongkor dan menyiagakan ratusan ambulans untuk evakuasi siswa ke Posko Darurat di Cipongkor, Puskesmas dan RSUD.
Mengingat, jumlah korban terus bertambah. Beberapa siswa yang sempat dipulangkan, kembali dibawa ke posko darurat karena kondisi memburuk. Bahkan, sejumlah siswa dilaporkan mengalami kejang-kejang, sesak napas, hingga menangis kesakitan.
"Kurang lebih ada seratus ambulans yang disiagan, bahkan termasuk sejumlah rumah sakit umum daerah yang ada di Bandung Raya juga sudah disiagakan jika korban terus bertambah," kata Teten, Rabu.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat menetapkan kasus dugaan keracunan massal yang menimpa ratusan siswa usai menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Cipongkor sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
“Jadi sekarang juga kita sudah menetapkannya sebagai statusnya KLB supaya penangannya lebih cepat dan juga lebih menyeluruh seperti itu,” kata Bupati Bandung Barat Jeje Ritchie Ismail di Bandung Barat, Selasa.
Jeje menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Bandung Barat bersama instansi terkait tengah melakukan investigasi terhadap dapur yang menyajikan hidangan tersebut.
Pihaknya juga telah menutup sementara Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayah itu untuk memastikan standar pengelolaan makanan dipenuhi.
“Mulai dari perizinan hingga standarisasi pengelolaan makanan harus kita cek. Kalau memang belum layak, ya kita lakukan perbaikan. Khusus dapur di Cipongkor ini kita tutup dulu untuk investigasi,” ujarnya.
