Terpaksa Amputasi Kaki Demi Selamat: Kisah Pilu Santri Ponpes Al Khoziny yang Ambruk

Tim SAR gabungan mencari korban musala ambruk di Ponpes Al Khoziny
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Umarul Faruq

Sidoarjo, VIVA – Reruntuhan bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, tidak hanya menyisakan duka mendalam, tetapi juga kisah heroik dan penuh haru dari para santri yang berhasil selamat.

Polisi Periksa 17 Saksi Usut Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny

Mereka yang terjebak di balik tumpukan beton bercerita bagaimana detik-detik bangunan itu ambruk saat salat asar berjamaah, hingga perjuangan bertahan hidup dengan segala keterbatasan.

Salah satunya adalah Muhammad Ali Zainal Abidin, delapan korban awal yang berhasil dievakuasi tim SAR gabungan. Ia sempat dirawat di RSUD RT Notopuro, Sidoarjo, sebelum akhirnya diperbolehkan pulang. Ali mengingat jelas momen ketika mushalla pesantren ambruk menimpanya.

Kesaksian Ayah Santri yang Selamat dari Reruntuhan Ponpes Al Khoziny: Dia Mimpi....

“Saya ingat itu ada suara seperti batu-batu yang jatuh. saat salat jamaah, Kemudian teman-teman itu ada yang lari, saya fokus ke salat saya. Karena ya enggak tahu, karena fokus apa ya. Teman-teman lari itu, saya masih salat. (tiba-tiba) Sudah tidur, orang tahu itu karena saya masih belum sadar. Pikiran saya itu masih waktu di ambulans setengah sadar,” ujarnya sambil masih berbaring di kasur rumah sakit dikutip tvOne.

Ali memilih tetap khusyuk melanjutkan salat meski guncangan terasa seperti gempa. Hingga akhirnya, saat ia sujud, tubuhnya tertimpa reruntuhan bangunan dan tidak sadarkan diri.

153 Sampel DNA Korban Ponpes Al Khoziny Sidoarjo Diteliti Pusdokkes Polri, 22 Sudah Teridentifikasi

Bertahan Tiga Hari di Balik Reruntuhan

Cerita lain datang dari dua santri muda, Taufan Saputra dan Syaifur Rosi. Keduanya sempat terjebak selama tiga hari penuh di balik reruntuhan bangunan.

Taufan, menjadi korban pertama yang berhasil ditemukan setelah tiga hari pencarian. Saat terjebak, ia terus berusaha berkomunikasi dengan tim SAR. Bekal roti dan minuman yang diberikan melalui celah reruntuhan membuatnya bisa bertahan hidup.

“Bertahan tiga atau dua hari, dikasih roti. Posisi terlentang. sama itu yang biar bisa minum?” tutur Taufan. Ia menambahkan, “Pas hari Rabu itu baru bisa dengar.”

Berbeda dengan Taufan, perjuangan Syaifur Rosi jauh lebih berat. Ia bertahan tiga hari tanpa makanan, tanpa tidur, hanya berpegang pada udara dari celah sempit sambil terus berzikir dan berselawat.

korban santri selamat Ponpes Al Khoziny, Syaifur Rosi

Photo :
  • tvOne

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya