Kesaksian Ayah Santri yang Selamat dari Reruntuhan Ponpes Al Khoziny: Dia Mimpi....

Hanan, Wali santri ponpes Al Khoziny
Sumber :
  • YouTube Transmedia

Jakarta, VIVA – Ambruknya Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur pada 29 September 2025 lalu masih menyisakan duka di keluarga santri. Tercatat ada 67 santri yang meninggal dunia dalam tragedi naas itu.

Polisi Periksa 17 Saksi Usut Ambruknya Musala Ponpes Al Khoziny

Sementara 104 orang dinyatakan selamat dan saat ini menjalani perawatan di rumah sakit. Salah satu santri yang selamat adalah Al Fatih, santri yang berasal dari Bangkalan Madura Jawa Timur. Hanan, ayah Al Fatih sempat menceritakan tentang tragedi yang menimpa putranya.

Diceritakan Hanan, bahwa pada tanggal 29 September lalu dirinya mendapatkan pesan dari salah satu wali murid santri yang mengabarkan tentang insiden ambruknya musola di ponpes tersebut. Mendapati pesan itu dirinya langsung mengonfirmasi ke pihak pengasuh ponpes di sana.

Kisah Heroik Dokter Aron dan Tim SAR Selamatkan Korban Ambruknya Ponpes Al Khoziny

”Pengasuh langsung nangis ’iya nan Musola ambruk waktu jamaah’ saya pikir anak saya pasti jamaah ini,” cerita Hanan kepada Irfan Hakim dan Raffi Ahmad dikutip dari tayangan YouTube FYP, Rabu 8 Oktober 2025.

Saat itu dirinya yang kalut langsung memacu sepeda motornya dari kediamannya di Bangkalan Madura ke ponpes tempat putranya menimba ilmu itu. Bahkan saat itu diceritakan Hanan dirinya sampai tidak menggunakan helm saat memacu kendaraannya itu.

Bangunannya Ambruk, Ternyata Segini Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo

”Saya nggak pikir panjang bawa sepeda motor langsung ke Suramadu. Ditelfon sama adik ’kak jangan sendiri, jangan bawa motor sendiri saya susul kamu jangan nyetir sendiri’ saya udah kayak orang gila. Saya tidak bawa helm kemudian saya disusul adik,” cerita dia.

Hanan yang tiba di lokasi kejadian tak bisa berkata-kata. Dirinya hanya berserah diri akan nasib sang butra kepada Sang Pecipta. Di sisi lain, dia juga sempat mencari-cari sang putra di area luar musola ponpes tersebut dengan harapan sang putra sudah berada di luar, namun sayangnya saat itu sang putra tidak ada di luar seperti yang diharapkannya.

” Isya saya mencoba masuk dari  musola ada musola yang diwakafkan khusus dari pendahulu itu ada yang selamat. Saya masuk dari situ saya teriak ’Fatih fatih jawab nak’ tapi nggak jawab saya tawakal,” kata dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya