Pahami Dinamika Sosial Media yang Multidimensi, Waspada Ideologi Radikal

Ilustrasi media sosial.
Sumber :
  • Pixabay

Begitu pula dengan Pemerintah dan aparat, semuanya harus membangun kapasitas untuk memilah-milah apa yang terjadi di lanskap social media dengan presisi. Tidak semua gerakan yang kritis di sosial media itu ditunggangi, namun di sisi lain tidak semuanya juga murni.

Asosiasi Serikat Pekerja Kritik Lemahnya Perlindungan Hukum Pekerja Tambang

Namun demikian di tengah dinamika ini, ia berpandangan bahwa kehadiran sosial media sebagai ruang publik tetap dibutuhkan dan harus terus dirawat secara bersama-sama. Tujuannya bagaimana agar sosial media dapat berfungsi optimal sebagai 'balai warga' dan ruang demokrasi digital, alih-alih dibajak menjadi pabrik konten radikal dan tempat tumbuhnya paham radikalisme.

Selanjutnya untuk mencapai tujuan tersebut, proses edukasi ke masyarakat harus terus diperkuat melalui kolaborasi antara Pemerintah, aparat penegak hukum dan pihak terkait lainnya termasuk pemilik platform dan perwakilan netizen secara umum terutama mereka yang memiliki ilmu yang relevan seperti akademisi maupun teman-teman di komunitas agensi digital. 

Idrus Marham: Demokrasi Adalah Anugerah Sejarah yang Harus Dijaga

Selain itu, Pemerintah juga harus terus meningkatkan kualitas dan jangkauan komunikasi publiknya.

"Karena komunikasi publik yang buruk hanya akan memperbesar ruang fabrikasi dari pihak tak bertanggungjawab. Upaya ini juga harus melibatkan para perwakilan platform global yang ada di Indonesia, bagaimana agar konten radikalisme bisa ditindak tegas tanpa mencederai kebebasan berekspresi," katanya.

Pakar Keamanan Ingatkan Demo Rusuh Bisa Mengarah ke Terorisme

Pada akhirnya, katanya, dinamika sosial media itu multidimensi dan bisa menjadi pedang bermata dua. Menurutnya, tugas semua untuk menggenggam pedang tersebut secara bersama-sama untuk melawan para pihak yang justru memanfaatkannya untuk memecah belah bangsa dan merusak demokrasi kita.

“Social media harus dapat berfungsi optimal sebagai 'balai warga' dan ruang demokrasi digital yang sehat tempat lahirnya berbagai gagasan, inovasi, dan kemajuan,” katanya.

Ilustrasi media sosial.

Dunia Maya Bak Pedang Bermata Dua, Simbiosis Kritik dan Ideologi Radikal Sangat Berbahaya

Hal tersebut disampaikan oleh seorang eks Narapidana Terorisme (Napiter) yang enggan disebutkan namanya dalam sebuah tulisan yang diterima awak media.

img_title
VIVA.co.id
7 Oktober 2025