Menjadikan Halal sebagai Identitas dan Daya Saing Bangsa

Ilustrasi halal.
Sumber :

Jakarta, VIVA – Indonesia tengah memperkuat posisinya sebagai pusat industri halal dunia. Langkah ini menjadi bagian dari strategi nasional untuk mengembangkan ekonomi berbasis nilai dan integritas. Dengan populasi Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemimpin dalam rantai pasok halal global.

Dibuka Menguat, IHSG Dibayangi Koreksi di Tengah Optimisme Sektor Teknologi Global

Menurut data Global Islamic Economy Report, kontribusi Indonesia terhadap ekonomi halal global terus menunjukkan peningkatan. Pertumbuhan ini meliputi sektor makanan, kosmetik, farmasi, dan pariwisata halal. Pemerintah menilai penguatan sektor ini sebagai langkah penting dalam memperluas peluang ekspor dan menciptakan lapangan kerja baru.

Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH), Ahmad Haikal Hasan, menjelaskan bahwa kehalalan kini tidak hanya menjadi standar, tetapi juga simbol identitas nasional. Ia menyebut, implementasi jaminan produk halal di Indonesia telah berkembang pesat dalam lima tahun terakhir.

Cara Dexa Medica Perkuat Komitmen Dukung Program Pemerintah

“Halal bukan sekadar kewajiban hukum, tetapi bagian dari karakter bangsa Indonesia yang menjunjung integritas dan kualitas,” ujarnya.

Pemerintah terus memperkuat sistem sertifikasi halal agar lebih efisien dan inklusif. Melalui digitalisasi layanan BPJPH, proses pengajuan sertifikasi kini dapat dilakukan secara daring. Upaya ini diharapkan mempercepat pertumbuhan jumlah produk bersertifikat halal di dalam negeri dan meningkatkan kepercayaan konsumen global.

Halal Indo 2025, Kemenperin Kantongi komitmen investasi Rp7,2 Triliun

Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya, menegaskan pentingnya sektor halal dalam mendukung perekonomian nasional.

“Industri produk halal merupakan bagian penting dari perekonomian nasional. Indonesia memiliki peluang besar untuk menjadi pusat halal dunia. Standar halal memberikan manfaat yang luas, mulai dari aspek kesehatan, keamanan produk, hingga membuka lapangan kerja dan peluang ekspor,” katanya.

Pandangan senada juga disampaikan oleh Direktur Eksekutif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS), KH. Sholahudin Al Aiyub, M.Si. Ia menyebutkan bahwa ekosistem halal tidak dapat dibangun hanya melalui regulasi, tetapi juga dengan kolaborasi antara pemerintah, pelaku industri, dan masyarakat.

“Kami percaya kolaborasi menjadi kunci agar industri halal Indonesia mampu bersaing di tingkat global,” ujarnya.

Top Halal Award 2025 menjadi salah satu upaya konkret dalam memperkuat kepercayaan dan kesadaran publik terhadap pentingnya produk halal. Ajang ini diselenggarakan oleh IHATEC Marketing Research dengan tema “Building Authentic Halal Brands to Capture the Muslim Market”. Penyerahan penghargaan kepada 47 merek dilakukan pada Rabu, 8 Oktober 2025, di Jakarta.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya