Mahfud MD: KPU Saja yang Bodoh Kalau Mau Diintervensi
- ANTARA FOTO
"Pak partai saya tidak masuk tapi dimasukkan. Saya tidak mau tahu itu benar atau tidak tapi saya telepon tanggal 10 November dan tidak lebih dari itu," jelas Mahfud.
Petugas Kelompok Panitia Pemungutan Suara (KPPS) menyusun kotak suara yang berisi surat suara hasil Pemilu Serentak 2019. (Foto ilustrasi)
- ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Pun, dia mengatakan jika Hadar punya bukti soal dugaan intervensi tersebut, metinya harus bisa membuktikan.
"Pak Hadar kenapa tidak telepon saya? Orang dia sahabat saya. Betul bapak ikut? Saya beri tahu. Saya ikut menegur karena dia disinyalir melenceng, bukan saya menyuruh partai ini masuk atau tidak masuk," tutur Mahfud.
Kata dia, pemerintah tak bisa intervensi apapun terhadap KPU.
"Ndak ndak akan intervensi. Kalau ada, lapor ke saya aja. Siapa yang intervensi?" kata Mahfud.
Sebelumnya, dalam RDPU Komisi II DPR, perwakilan Koalisi Masyarakat Sipil Kawal Pemilu Bersih Hadar Nafis Gumay sempat menampilkan layar diduga percakapan anggota KPU Provinsi. Ia menduga ada intervensi dari KPU Pusat.
Selain itu, Hadar juga membacakan percakapan salah satu anggota KPU Provinsi tentang intervensi itu. Dalam percakapan itu, ada dugaan Istana hingga Menko Polhukam meloloskan verifikasi faktual Partai Gelora. (Ant)
