Jokowi Bertemu Sespimmen Polri, Sahroni Bilang Publik Bisa Menganggap Post Power Syndrome
- VIVA.co.id/Rahmat Fatahillah Ilham
Jakarta, VIVA – Pertemuan Presiden RI ke-7 Joko Widodo dengan para peserta didik Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah atau Serdik Sespimmen Polri, menuai berbagai reaksi. Mengingat Jokowi bulan lagi sebagai Presiden.
Bendahara Umum Partai Nasdem, Ahmad Sahroni, ikut memberi tanggapan soal foto yang beredar tersebut. Dia menilai, harusnya pertemuan tersebut tak diunggah ke media sosial. Sebab, akan menimbulkan berbagai anggapan salah satunya Jokowi yang akan dianggap post power syndrome.
"Ya mungkin dapat arahan sewajarnya kalau dia tertutup aja, fine. Tapi kalau di ruang terbuka kan orang anggapannya jadi beda-beda. Wah ini jangan-jangan Pak Jokowi masih post power syndrome," ucap Sahroni kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, dikutip Selasa, 22 April 2025.
Menurut Sahroni, membuka pertemuan itu ke publik dinilai kurang tepat terlebih Jokowi merupakan mantan Presiden RI.Â
"Kalau ngomong secara pribadi ya, kalau dia tidak upload di ruang publik, gue rasa nggak apa-apa. Tapi kalau di ruang publik, menurut gue kurang pas," ucapnya.
"Secara niat baik, baik sekali ya pak. Tapi nggak usah di-upload lah. Ini pribadi ya, bukan atas nama partai," sambung dia.Â
Di sisi lain, Sahroni menilai tidak ada yang salah dengan pertemuan itu. Namun, dia menyoroti apakah Sespimmen Polri telah mendapatkan izin dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk menghadiri pertemuan tersebut.
"Namanya mantan Presiden, yang dipertanyain adalah itu sudah izin belum sama komandan tertingginya di lembaga pendidikan, pertanyaannya sudah izin belum?" kata Sahroni.
"Kalau belum izin, harusnya dia jangan pakai baju dinas. Mendingan pakai baju biasa, datang rame-rame, oh namanya silaturahmi sebagai warga. Tapi kalau udah pakai baju biasa, dia harus izin sama komandannya," pungkas dia.