Likuditas Cukup, BI: Suku Bunga Deposito dan Kredit Modal Kerja Turun

Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

VIVA – Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengklaim bahwa kebijakan suku bunga acuan yang telah ditetapkan sejauh ini sudah mampu menurunkan suku bunga deposito dan kredit modal kerja di perbankan.

Bursa Asia Dibuka Fluktuatif, Investor Wait and See Keputusan Suku Bunga Tiongkok

Baca Juga: Tambah Anggaran Rp20 Miliar, PUPR Beli Karet Petani Buat Aspal Jalanan

Dia membuktikan, pada Agustus 2020 suku bunga deposito dan kredit modal kerja telah berada di posisi 5,49 persen dan 9,44 persen. Padahal, pada Juli 2020 dikatakannya masing-masing di posisi 5,63 persen dan 9,47 persen.

OJK Ungkap Bos Investree Adrian Asharyanto Masih di Qatar

"Longgarnya likuiditas serta penurunan suku bunga kebijakan berkontribusi menurunkan suku bunga deposito dan kredit modal kerja pada Agustus 2020," kata dia saat konferensi pers virtual, Kamis, 17 September 2020.

Hal tersebut dikatakannya tidak terlepas dari kondisi likuiditas yang lebih dari cukup sehingga terus mendorong penurunan suku bunga dan kondusif bagi pembiayaan perekonomian.

Perkuat Struktur Pendanaan Jangka Panjang, BRI Fokus Himpun Dana Murah

Hingga 15 September 2020, Perry mengatakan Bank Indonesia telah menambah likuiditas di perbankan sekitar Rp662,1 triliun, bersumber dari penurunan Giro Wajib Minimum (GWM) sekitar Rp155 triliun dan ekspansi moneter sekitar Rp491,3 triliun. 

Perry melanjutkan, longgarnya kondisi likuiditas itu mendorong tingginya rasio Alat Likuid terhadap Dana Pihak Ketiga yakni 29,22 persen pada Agustus 2020 dan rendahnya suku bunga Pasar Uang Antar Bank overnight, sekitar 3,31 persen.

"Ke depan, ekspansi moneter Bank Indonesia yang sementara ini masih tertahan di perbankan diharapkan dapat lebih efektif mendorong pemulihan ekonomi nasional sejalan percepatan realisasi anggaran dan program restrukturisasi kredit perbankan," ungkap dia. (ren)

Pengunjung mall panik keluar gedung saat melihat kepulan asap

Marak Fenomena Rojali-Rohana, Begini Strategi BI Genjot Konsumsi Masyarakat

Fenomena ini menurut BI merupakan sinyal bahwa saat ini masyarakat tengah menyesuaikan pola konsumsinya dengan kondisi terkini.

img_title
VIVA.co.id
4 Agustus 2025