Marak Fenomena Rojali-Rohana, Begini Strategi BI Genjot Konsumsi Masyarakat
- VIVA.co.id/Galih Purnama (Depok)
Jakarta, VIVA – Bank Indonesia (BI) nyatanya tidak tinggal diam dalam menyikapi fenomena rombongan jarang beli (Rojali) dan rombongan hanya nanya (Rohana), yang makin marak ditemui di mal atau pusat-pusat perbelanjaan.
Melalui unggahan di Instagram @bank_indonesia, fenomena ini menurut pihak Bank Sentral merupakan sinyal bahwa saat ini masyarakat memang tengah menyesuaikan pola konsumsinya dengan kondisi terkini.
Karenanya, BI pun berupaya menjaga roda ekonomi tetap bergerak, dengan menurunkan BI Rate alias suku bunga acuan sebanyak tiga kali di sepanjang semester I-2025.
Antrean pengunjung di area penjualan makanan khas jepang di mal kawasan Tangerang.
- VIVA.co.id/Sherly (Tangerang)
Pemangkasan pertama dilakukan BI pada Januari 2025 sebesar 25 bps menjadi 5,75 persen. Kemudian pada Mei suku bunga kembali turun 25 bps menjadi 5,5 persen, dan terakhir pada Juni 2025 yang dipangkas 25 bps menjadi 5,25 persen.
"Tujuannya untuk mendorong perbankan agar bisa menyalurkan kredit dengan bunga yang lebih terjangkau, sehingga konsumsi dan investasi tetap tumbuh di tengah tantangan," tulis BI dalam unggahan di Instagram @bank_indonesia, dikutip Senin, 4 Agustus 2025.
Dengan didukung sinergi berbagai pihak, BI berharap kebijakan ini dapat membuka ruang lebih banyak bagi peluang usaha, akses pembiayaan, dan perputaran ekonomi berkelanjutan.
Karena pada saat suku bunga acuan turun, bank bisa mendapatkan atau menghimpun dana dengan biaya yang lebih rendah atau biasa disebut penurunan biaya dana (cost of fund). Hal ini juga memberikan ruang untuk menawarkan kredit dengan bunga yang lebih kompetitif kepada masyarakat dan dunia usaha.
Sehingga diharapkan upaya itu akan mendorong masyarakat untuk lebih leluasa dalam melakukan konsumsi dan investasi, seperti membeli aset dan juga ekspansi usaha lewat pembiayaan permodalan.
Aktivitas pedagang dan konsumen di pasar tradisional sayur dan rempah-rempah. (foto ilustrasi konsumsi masyarakat)
- ANTARA FOTO/Irwansyah Putra
"Untuk mendapatkan hasil optimal dari kebijakan ini tentunya dibutuhkan sinergi dari berbagai mitra strategis. Sinergi dengan pemerintah, pelaku usaha, perbankan, dan masyarakat agar dampak kebijakan bisa dirasakan nyata," ujarnya.