Bank Sinarmas Perkuat Layanan Lewat Asisten Virtual

Asisten virtual Bank Sinarmas
Sumber :
  • Bank Sinarmas

VIVA – Bank Sinarmas memperkuat layanan lewat inovasi di bidang teknologi digital. Kali ini, inovasi yang ditawarkan adalah asisten virtual berupa chatbot bernama Personal Intelligent Sales and Service Assistant (PRISSA).

Purbaya Guyur 5 Bank dengan Total Rp 200 Triliun, Masing-masing Dapat Segini

Direktur Utama Bank Sinarmas, Frenky Tirtowijoyo menuturkan, teknologi dan inovasi PRISSA sebagai virtual assistant nasabah terus dikembangkan untuk memberikan pelayanan yang nyaman. Sekaligus untuk meningkatkan kepuasan nasabah. 

"Sebagai bagian dari komitmen Bank Sinarmas untuk menjadi Bank Digital terdepan di Indonesia, kami terus berinovasi menghadirkan fitur-fitur digital terbaru," katanya dalam keterangan resmi, Jumat 30 April 2021.

Kredit Lesu-Daya Beli Turun, Langkah Purbaya Guyur Perbankan Rp200 T Dikritik

Dengan adanya PRISSA, lanjut Frenky, layanan dari dari Customer CARE atau Customer Service dapat berlangsung interaktif dan lebih praktis. Karena penggunanya tak perlu lagi melakukan panggilan telepon ke Contact Center.

Selain itu, nasabah juga bisa mendapatkan berbagai informasi penting seperti info promo, info kurs, info layanan SimobiPlus, mencari lokasi ATM terdekat dan info-info lainnya hanya dengan chat WhatsApp PRISSA di nomor +6288221500153. 

3 Hal yang Bakal Dipelototi Komisi XI soal Rencana Menkeu Purbaya Guyur Perbankan Rp 200 T

Lebih lanjut, mulai 1 April 2021, masyarakat yang sudah berinvestasi saham dan reksadana bisa mendapatkan informasi terkini tentang harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) tanpa perlu lagi selalu login ke aplikasi trading saham. Dia menjelaskan dengan cukup bertanya ke Prissa, maka harga saham sudah langsung tampil di WhatsApp.

Sebelumnya, Bank Sinarmas juga telah meluncurkan Tabungan SimasDigi di mana nasabah dapat membuka rekening tabungan secara 100 persen online melalui fitur Digital Account Opening.

Menteri Keuangan (Menkeu), Purbaya Yudhi Sadewa

Pengamat Khawatir Kebijakan Menkeu Guyur Perbankan Rp 200 Triliun Picu BLBI Jilid 2

Kebijakan Menkeu dikhawatirkan berbagai pihak, karena dianggap langkah keliru dan berisiko tinggi serta berpotensi mengulang skandal BLBI di tahun 1998.

img_title
VIVA.co.id
14 September 2025