Bank Raksasa Ini Bakal PHK 3.500 Orang, Saham Malah Meroket
- blog.otcmarkets.com
Jakarta, VIVA – Perubahan besar kembali mengguncang dunia perbankan internasional. Salah satu bank terbesar di Australia, ANZ Group Holdings Ltd., mengumumkan langkah restrukturisasi yang cukup drastis.
Kebijakan ini datang di tengah tekanan global terhadap sektor perbankan, baik dari sisi regulasi maupun kepercayaan investor. Tidak hanya itu, langkah ini juga memperlihatkan bagaimana strategi kepemimpinan baru berusaha menata ulang arah bisnis dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat.
Restrukturisasi besar-besaran ini dipimpin oleh Chief Executive Officer (CEO) baru ANZ, Nuno Matos. Meski baru empat bulan menjabat, Matos langsung membuat gebrakan yang berani dengan melakukan pemangkasan ribuan karyawan, menyederhanakan struktur manajemen, hingga memperkuat fokus pada budaya perusahaan dan manajemen risiko.
Melansir dari MSN, Selasa, 9 September 2025, ANZ memperkirakan, ada 3.500 karyawan yang akan meninggalkan perusahaan pada September 2026 sebagai bagian dari perombakan menyeluruh di bawah kepemimpinan CEO baru, Nuno Matos.
Jumlah ini setara dengan sekitar 8% dari total 42.000 staf yang dimiliki perusahaan. Selain itu, ANZ juga berencana mengurangi keterlibatan dengan konsultan dan pihak ketiga lainnya yang berdampak pada sekitar 1.000 kontraktor.
Menurut pernyataan resmi perusahaan, perubahan ini dirancang untuk menyederhanakan operasional bank dan memperkuat fokus pada prioritas. Bank memperkirakan akan menanggung biaya restrukturisasi sekitar US$369 juta atau sekitar Rp6,04 triliun, sebelum pajak pada paruh kedua tahun ini.
“Ambisi saya adalah menjadikan ANZ bank terbaik bagi para pelanggan kami sekaligus memastikan kami secara berkelanjutan memenuhi kinerja yang diharapkan dalam jangka panjang. Kami tahu ini akan menjadi kabar yang sulit bagi sebagian staf kami,” kata Matos.
Ia juga menegaskan bahwa langkah ini adalah bagian dari strategi turnaround yang bertujuan mengembalikan kepercayaan regulator sekaligus menenangkan kekhawatiran investor.
Ia meminta staf untuk menghentikan pekerjaan yang bukan prioritas serta berkomitmen memperbaiki budaya perusahaan dan manajemen risiko.
Kinerja Saham dan Reputasi
ANZ tercatat membuka perdagangan di Sydney dengan kenaikan 0,2% pada Selasa. Secara keseluruhan, sahamnya juga naik sekitar 15% sepanjang tahun ini, melampaui indeks perbankan Australia.
Meski demikian, Matos sempat menghadapi tantangan besar. Sebulan lalu, ia dipaksa meminta maaf akibat komunikasi yang gagal terkait rencana pemutusan hubungan kerja.
Minggu lalu, perusahaan mulai memangkas pekerjaan di lini middle-office dan back-office pada divisi perbankan institusional.
Sebagaimana diketahui, Matos mengambil alih kepemimpinan Shayne Elliott, mantan CEO yang sempat dirundung sejumlah masalah regulasi di tahun terakhir masa jabatannya, pada Mei lalu.
Sejak kedatangan Matos, sejumlah eksekutif senior juga hengkang, termasuk mantan kepala ritel Maile Carnegie dan kepala teknologi Gerard Florian. Sebagai gantinya, ANZ merekrut Les Vance yang mulai bekerja minggu lalu.
ANZ juga tengah merombak struktur manajemen senior dengan menciptakan posisi terpisah untuk chief risk officer di divisi ritel, komersial, serta perbankan institusional.