Restrukturisasi Total, Ini yang Jadi Target Utama Garuda Indonesia

Miniatur Pesawat Airbus A330 Garuda Indonesia.
Sumber :
  • instagram @garuda.indonesia

VIVA – PT Garuda Indonesia Tbk berkomitmen untuk melakukan restrukturisasi pada aspek bisnis perusahaan, guna menyelesaikan tumpukan utang sebesar US$9,8 miliar kepada pihak kreditur, lessor, maupun pihak vendor.

Garuda Indonesia Bakal Rombak Pengurus, RUPSLB Digelar 15 Oktober

Direktur Keuangan Garuda Indonesia, Prasetyo menjelaskan, langkah restrukturisasi Garuda ini merupakan pilihan restrukturisasi total dan menyeluruh. 

"Di mana kita harus menargetkan untuk bisa menyehatkan (Garuda) dengan posisi liability yang sustainable," kata Prasetyo dalam telekonferensi, Senin 20 Desember 2021.

Diskusi dengan Boeing di AS, Garuda Indonesia Targetkan Tambah 100 Pesawat hingga 2029

Baca juga: Dirut: Anjloknya Kinerja Garuda Indonesia Dipengaruhi PPKM

Karenanya, Prasetyo pun menjelaskan bahwa pihaknya telah mencatat adanya tiga tantangan utama dalam proses restrukturisasi total Garuda tersebut. Ketiganya yakni tantangan dari sisi operasional, dari sisi pengelolaan keuangan, dan dari sisi mekanisme hukum (legal).

Garuda Indonesia Catat Kinerja OTP Penerbangan Haji Terbaik dalam 3 Tahun Terakhir pada 2025

Dia menjabarkan, tantangan dari sisi operasional adalah terkait dengan bagaimana upaya negosiasi dengan pihak lessor yang perlu dilakukan secara saksama, untuk memastikan aspek operasional perusahaan dapat tetap terjaga.

Kemudian soal tantangan di aspek keuangan, Prasetyo memastikan hal itu terkait dengan likuiditas perusahaan. Menurutnya, skema restrukturisasi utang perlu mempertimbangkan likuiditas Garuda Indonesia, mengingat bahwa pemerintah sebagai pemegang saham mayoritas saat ini tengah memiliki keterbatasan fiskal. 

Pesawat Garuda Indonesia

Photo :
  • dok. Airbus

Selanjutnya, tantangan dari sisi mekanisme hukum yakni berhubungan dengan proses Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU), yang telah diajukan oleh PT Mitra Buana Corporindo di Pengadilan Niaga (PN) Jakarta Pusat.

"Mekanisme legal yang terbaik saat ini adalah bagaimana kita menyelesaikan kewajiban keuangan melalui suatu protokol PKPU," kata Prasetyo.

"Di mana, hal itu diharapkan akan melindungi semua pihak, dengan cara yang terbaik dan adanya solusi antara kreditur dalam mendukung 'going concern' Garuda," ujarnya.

Pesawat Garuda Indonesia dan Pelita Air di Bandara Soekarno-Hatta di Tangerang, Banten.

Garuda Indonesia Siapkan 6.800 Seat Tambahan untuk Grand Prix Mandalika

Garuda Indonesia menambah kapasitas penerbangan domestik untuk mendukung gelaran Grand Prix of Indonesia 2025 di Sirkuit Mandalika, Lombok, NTB.

img_title
VIVA.co.id
2 Oktober 2025