Sri Mulyani Ungkap Risiko yang Masih Akan Dihadapi Negara Berkembang

Sri Mulyani Rapat Kerja Dengan Komisi III DPR RI
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA Bisnis – Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, negara berkembang hingga saat ini masih dalam posisi yang tidak aman. Sebab, negara berkembang masih mengalami risiko scarring effect atau luka memar dari dampak pandemi hingga kebijakan pengetatan moneter. 

Pertegas Kepastian pada Nasabah dan Bank, OJK Bakal Kaji Ulang Aturan soal Rekening Dormant

Hal itu disampaikan Sri Mulyani dalam sesi dialog bersama negara mitra menteri keuangan dan gubernur bank sentral G7 yang diundang dalam G7 Finance Ministers and Central Bank Governors' Meeting. 

"Dalam diskusi tersebut, saya sampaikan bahwa negara berkembang masih mengalami risiko scarring effect sebagai dampak pandemi, tensi geopolitik yang terus menguat, dan efek rambatan dari kebijakan pengetatan moneter," kata Sri Mulyani lewat Instagramnya @smindrawati Jumat, 12 Mei 2023. 

PPATK Ungkap Ada Dana Bansos Rp 2,1 Triliun Mengendap di Rekening Dormant Lebih dari 3 Tahun

Ilustrasi G7.

Photo :
  • Istimewa.

Selain itu, jelas bendahara negara ini, high-cost financing juga menjadi salah satu tantangan berat. Maka dengan itu katanya, diperlukan peran dari negara-negara G7. 

IMF Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Negara Berkembang di 2025 Jadi 4,1%

"Di sinilah peran vital G7 dan G20 dalam mendorong dan mengharmonisasikan berbagai kebijakan. Multilateral Development Bank pun perlu meningkatkan kapasitas untuk mengatasi permasalahan global seperti perubahan iklim, krisis pangan, dan pandemi," ujarnya. 

Menurutnya, Indonesia bersama negara anggota G20 telah membentuk Pandemic Fund untuk menguatkan kemampuan dan kesiapan negara berkembang dalam merespons risiko adanya pandemi selanjutnya secara lebih baik.

"Sementara itu, pembiayaan untuk pengembangan infrastruktur juga perlu mendapat dukungan dari negara maju. Pendanaan infrastruktur yang terjangkau tentu akan sangat membantu negara berkembang dalam memacu pertumbuhan ekonominya," imbuhnya.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan Dian Ediana Rae.

Kredit Bank BUMN ke Kopdes Merah Putih Dijamin Dana Desa, OJK Pede Tak Ganggu Kinerja NPL

OJK memastikan 4 bank BUMN yang bisa mengucurkan kredit ke Koperasi Desa/Keluharan Merah Putih dengan plafon maksimal Rp 3 miliar dilakukan dengan tata kelola yang baik.

img_title
VIVA.co.id
3 Agustus 2025