Kebijakan DHE Belum Maksimal, Menko Airlangga: Kita Akan Evaluasi

Ilustrasi ekspor impor.
Sumber :
  • VIVA.co.id/M Ali Wafa

Jakarta – Pemerintah bakal melakukan evaluasi mengenai kebijakan Devisa Hasil Ekspor (DHE) Sumber Daya Alam (SDA). Sebab, kebijakan itu dinilai belum maksimal selamna tiga bulan sejak aturan ini berlaku. 

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan, melalui kebijakan DHE ini masih terdapat potensi US$8 miliar atau Rp 124,48 triliun (asumsi kurs Rp 15.559 per dolar AS) dolar hasil ekspor yang masih parkir di luar negeri.

"Kita akan lakukan evaluasi devisa hasil ekspor, karena DHE belum maksimal dalam 3 bulan ini. Kita masih melihat potensi US$8 miliar dari devisa ini masih parkir di tempat lain," ujar Airlangga dalam konferensi pers dikutip Selasa, 7 November 2023.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto.

Photo :
  • Anisa Aulia/VIVA.

Adapun kebijakan DHE bagi para eksportir itu resmi berlaku sejak 1 Agustus 2023. Hal itu tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) 36 Tahun 2023, yang mewajibkan para eksportir untuk memarkirkan DHE SDA di dalam negeri, dengan jangka waktu minimal 3 bulan.

Melalui aturan itu, Pemerintah memperkirakan akan mendongkrak cadangan devisa mencapai US$100 miliar per tahun.

"Dengan ketentuan DHE SDA, antara US$60-US$100 milar itu range yang bisa kita dapatkan (dalam setahun)," kata Airlangga dalam konferensi pers di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat, 28 Juli 2023.

Pemerintah sendiri sudah menetapkan empat sektor yang wajib DHE diparkirkan di dalam negeri. Itu di antaranya, pertambangan, perkebunan, kehutanan, dan perikanan. Pada 2022 berdasarkan data, total DHE SDA mencapai US$203 miliar, atau 69,5 persen dari total nilai ekspor.

Menko Airlangga hingga Sri Mulyani Merapat ke Istana, Bahas Kawasan Ekonomi Khusus

Airlangga menjelaskan, dari empat sektor itu tertinggi berasal dari pertambangan sebesar US$129 miliar atau 44 persen. Itu utamanya berasal dari batu bara yang mencapai 36 persen.

Kemudian perkebunan sebesar US$55,2 miliar atau 18 persen. Di mana komoditas terbesar adalah kelapa sawit yang besarnya adalah US$27,8 miliar atau 50,3 persen.

Sosialisasi Tarif Trump, Airlangga Kumpulkan Eksportir hingga Petinggi BUMN

Berikutnya hutan sebesar US$11,9 miliar atau 4,1 persen. Menurutnya, kontribusi terbesar ada pada pulp and paper industri. Sedangkan sektor perikanan sebesar US$6,9 miliar, yang berasal dari udang dan lainnya.

Perkuat Ekonomi RI, Misbakhun Sebut Kebijakan Prabowo soal DHE sangat Patriotik
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam konferensi pers peluncuran ALFI Convex 2025, di Kantor Kemenko Bidang Perekonomian, Jakarta, Rabu, 2 Juli 2025

Menko Airlangga: Perang Thailand-Kamboja Belum Berdampak ke RI

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengatakan perang antara Thailand dan Kamboja di wilayah perbatasan belum berdampak ke Indonesia.

img_title
VIVA.co.id
26 Juli 2025