Airlangga Beri Kabar Terbaru Soal Negosiasi Tarif Dagang RI-AS, Simak Penjelasannya

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta, VIVA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, melaporkan perkembangan terbaru dari hasil pertemuannya dengan tim negosiasi dagang Amerika Serikat (AS), terkait dengan pengenaan tarif impor bagi Indonesia.

Trump Kasih Waktu 50 Hari ke Rusia Akhiri Perang dengan Ukraina

Pertemuan yang digelar Airlangga bersama dengan Menteri Perdagangan AS, Howard Lutnick dan Perwakilan Kantor Dagang AS, Jamieson Greer pada Rabu, 9 Juli 2025 lalu itu, menghasilkan kesepakatan agar penawaran Indonesia diproses lebih lanjut hingga akhir Juli 2025 mendatang.

"Dalam pertemuan di Amerika dengan Secretary Lutnick maupun Ambassador Greer dari USTR kemarin, mereka menyepakati apa yang diusulkan oleh pemerintah Indonesia (agar negosiasi tarif bisa) berproses dan dilanjutkan," kata Airlangga dalam keterangan pers secara virtual di channel Sekretariat Presiden, Minggu, 13 Juli 2025.

AS Ancam Kenakan Rusia Tarif 100 Persen jika Konflik Ukraina Berlanjut

Dia mengatakan, bahwa prosesnya akan dilakukan dalam waktu tiga minggu ke depan. Tujuannya demi melakukan perundingan terkait tarif impor sebesar 32 persen yang dikenakan Trump kepada Indonesia, yang rencananya akan diberlakukan pada 1 Agustus 2025.

Karenanya, Airlangga memastikan bahwa dalam rentang waktu yang tersisa hingga 1 Agustus 2025 nanti, kesempatan itu merupakan langkah terakhir yang dapat dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk bernegosiasi dengan pemerintah AS.

Pendekatan Politik Luar Negeri Prabowo Dipuji, Mencari Jalur Baru Keluar dari Dominasi Geopolitik Lama

"Jadi dalam tiga minggu ini diharapkan (akan ada) finalisasi, dari fine tuning atas proposal dan fine tuning dari apa yang sudah dipertukarkan," ujarnya.

Diketahui, sebelumnya pemerintah Indonesia telah menawarkan untuk memangkas neraca perdagangan dengan AS, sebagai bagian dari strategi dalam upaya negosiasi tarif Trump.

Pemerintah dan sejumlah sektor swasta sepakat untuk memberikan tawaran paket pembelian komoditas dari AS dan juga wacana investasi, dengan total mencapai sekitar US$ 34 miliar atau sekitar Rp 547 triliun (asumsi kurs Rp 16.100 per dolar AS).

Dimana dalam paket tersebut, terdapat sekitar US$15,5 miliar untuk pembelian komoditas agrikultur, serta beberapa rencana investasi Indonesia di AS yang juga melibatkan Kementerian BUMN dan Danantara.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya