Bank Indonesia Catat Uang Beredar April 2024 Capai Rp 8.928 Triliun

Menghitung uang kertas rupiah pecahan 100 ribu (Foto ilustrasi)
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada April 2024 sebesar Rp 8.928,0 triliun. Jumlah itu lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 7,2 persen year on year (yoy).

Inflasi Juli 0,3 Persen, BI Pede Terkendali hingga Akhir Tahun

Asisten Gubernur sekaligus Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan meskipun lebih rendah dari bulan sebelumnya namun uang beredar April 2024 tetap tumbuh sebesar 6,9 persen yoy. 

"Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada April 2024 tetap tumbuh. Posisi M2 pada April 2024 tercatat sebesar Rp 8.928,0 triliun atau tumbuh sebesar 6,9 persen yoy, sedikit lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 7,2 persen yoy," kata Erwin dalam keterangannya Senin, 27 Mei 2024. 

Menteri Amran Sebut Rupiah Bisa Rp 1.000 per Dolar AS karena Hilirisasi, Begini Perhitungannya

Penampakan uang baru rupiah tahun emisi 2022. (ilustrasi)

Photo :
  • Bank Indonesia

Erwin menjelaskan, perkembangan itu didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 5,5 persen yoy, dan uang kuasi sebesar 8,5 persen yoy.

S&P Pertahankan Peringkat Utang RI, Bos BI Tegaskan Ini

"Perkembangan M2 pada April 2024 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit dan tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat," jelasnya.

Erwin menyebut, pada April 2024 penyaluran kredit tumbuh sebesar 12,3 persen secara yoy, atau meningkat dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 11,9 persen yoy. Kemudian tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat tumbuh sebesar 25,8 persen yoy, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada Maret 2024 sebesar 17,9 persen yoy.

"Sementara itu, aktiva luar negeri bersih terkontraksi sebesar 1,1 persen yoy, stabil dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya," ujarnya.

Pengunjung mall panik keluar gedung saat melihat kepulan asap

Marak Fenomena Rojali-Rohana, Begini Strategi BI Genjot Konsumsi Masyarakat

Fenomena ini menurut BI merupakan sinyal bahwa saat ini masyarakat tengah menyesuaikan pola konsumsinya dengan kondisi terkini.

img_title
VIVA.co.id
4 Agustus 2025