Astra Bukukan Laba Bersih Rp 15,85 Triliun di Semester I-2024, Turun 9,12 Persen

Menara Astra [dok. Humas PT Astra International Tbk]
Sumber :
  • VIVA.co.id/Mohammad Yudha Prasetya

Jakarta, VIVA – PT Astra International Tbk (ASII) melaporkan perolehan laba bersih di semester I-2024 sebesar Rp 15,85 triliun. Capaian tersebut turun 9,12 persen secara year-on-year (yoy) dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 17,44 triliun.

Pramono Sebut Digitalisasi Keuangan Bisa Kurangi Aksi Premanisme

Berdasarkan laporan keuangan di laman Bursa Efek Indonesia (BEI), Presiden Direktur ASII, Djony Bunarto Tjondro mengatakan, turunnya laba bersih ASII sejalan dengan anjloknya pendapatan sebesar 1,49 persen menjadi Rp 159,96 triliun, dibandingkan periode sama tahun 2023 yang mencapai sebesar Rp 162,39 triliun.

"Kinerja Grup pada semester pertama tahun 2024 turun dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, terutama merefleksikan penurunan kinerja dari bisnis alat berat dan pertambangan akibat harga batu bara yang lebih rendah," kata Djony dalam keterangannya, Selasa, 30 Juli 2024.

Sidang Korupsi Taspen di Pengadilan Tipikor, Jaksa Ajukan 3 Saksi Tambahan

Presiden Direktur PT Astra, Djony Bunarto Tjondro

Photo :
  • VIVA / Ahmd Farhan

Dia merinci, pendapatan ASII ditopang dari segmen otomotif sebesar Rp 65 triliun, segmen alat berat dan pertambangan Rp 64,51 triliun, dan segmen jasa keuangan sebesar Rp 15,91 triliun.

Intip Kekuatan Payment ID, Sistem Deteksi Canggih yang Bakal Diluncurkan BI Buat Pantau Transaksi Keuangan di Indonesia

Kemudian ada pula pendapatan segmen agribisnis sebesar Rp 10,31 triliun, segmen infrastruktur Rp4,05 triliun, teknologi informasi sebesar Rp1,28 triliun, dan properti sebesar Rp 520 miliar. Pendapatan itu pun masih dikurangi biaya eliminasi sebesar Rp 1,64 triliun.

"Terlepas dari tantangan-tantangan ini, dengan bisnis yang terdiversifikasi, Grup memperkirakan kinerja untuk sisa tahun ini akan tetap resilien," ujar Djony.

Dia menambahkan, selain pendapatan, beban pokok ASII juga turun 1,10 persen menjadi Rp 124,36 triliun, dibandingkan semester I-2023 yang mencapai sebesar Rp 125,76 triliun. Dengan demikian, laba bruto ASII tercatat sebesar Rp 35,6 triliun, atau turun 2,81 persen dari sebelumnya Rp 36,63 triliun.

Sementara kas dan setara kas akhir periode ASII tercatat sebesar Rp 53,11 triliun, atau naik dibandingkan semester I-2023 yang sebesar Rp 51,86 triliun. Kemudian, total aset ASII tercatat sebesar Rp 466,01 triliun pada 30 Juni 2024, dari posisi akhir Desember 2023 yang sebesar Rp 445,67 triliun.

Selain itu, lanjut Djony, liabilitas perseroan tercatat sebesar Rp 211,83 triliun, atau naik dibandingkan akhir 2023 yang sebesar Rp 195,26 triliun. Selanjutnya, ekuitas ASII juga naik menjadi Rp 254,18 triliun, dibandingkan posisi Desember 2023 yang sebesar Rp 250,41 triliun.

"Grup tetap optimis terhadap pertumbuhan jangka panjang Indonesia, dan kemampuan kami untuk mempertahankan posisi terdepan pada berbagai portofolio bisnis kami," ujarnya.

Direktur Jenderal Pajak Bimo Wijayanto.

Tak Lagi Dianggap Komoditas, Aturan Pajak Aset Kripto Direvisi

Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Kementerian Keuangan melakukan merevisi aturan soal pungutan pajak atas transaksi aset kripto.

img_title
VIVA.co.id
22 Juli 2025