BI Pede Rupiah Makin Perkasa, Sejumlah Faktor Penguat Dibeberkan

Uang dolar AS dan rupiah.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/tom.

Jakarta, VIVA – Bank Indonesia (BI) memproyeksikan, nilai tukar rupiah akan cenderung menguat ke depannya. Penguatan ini dipicu oleh masuknya investasi portofolio hingga baiknya kondisi fundamental ekonomi Indonesia.

Rupiah Melemah ke Level Rp 16.269 per Dolar AS

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan saat ini memang dolar AS tengah mengalami pelemahan terhadap berbagai mata uang dunia. Hal ini dipengaruhi oleh Federal Funds Rate (FFR) dan kondisi Pemilu di AS.

"Jadi preferensi kami, dan secara fundamental rupiah masih akan cenderung menguat. Kenapa? terus masuknya investasi portofolio, yang semula SRBI sekarang lebih banyak SBN dan juga saham," ujar Perry dalam konferensi pers Rabu, 21 Agustus 2024.

RI Deflasi 0,37 Persen, BI Pede Inflasi 2025 Terkendali Sesuai Target

Ilustrasi uang rupiah

Photo :
  • ANTARA

Selain itu, menguatnya rupiah ini dipengaruhi oleh kondisi fundamental Indonesia, yang mana inflasi rendah dan pertumbuhan relatif tinggi. Kemudian defisit transaksi berjalan rendah, dan komitmen BI untuk membawa rupiah menguat.

Melemah ke Rp 16.330 per Dolar AS, Rupiah Berpotensi Balik Menguat Hari Ini

"Fokus kami adalah penguatan lebih lanjut stabilisasi nilai tukar rupiah, karena penguatan rupiah  baik untuk ekonomi Indonesia," imbuhnya.

Perry melanjutkan, nilai tukar rupiah pada Agustus 2024 atau hingga 20 Agustus 2024 menguat di Rp 15.430 per dolar AS. Nilai itu menguat 5,34 persen dibandingkan dengan posisi akhir Juli 2024. 

Ilustrasi hegemoni dolar AS

Photo :
  • vstory

Menurutnya, penguatan ini lebih tinggi dibandingkan apresiasi mata uang regional seperti baht Thailand, yen Jepang, peso Filipina, dan won Korea, yang hanya sebesar 4,22 persen, 3,25 persen, 3,20 persen, dan 3,04 persen.

"Dengan perkembangan tersebut, apabila dibandingkan dengan level akhir Desember 2023, tingkat depresiasi rupiah lebih kecil dari depresiasi Rupee India, Peso Filipina, dan Won Korea," imbuhnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya