Ada Residu Berbahaya di Anggur Muscat Impor, Kementan Buka Suara

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono
Sumber :
  • VIVA.co.id/Anisa Aulia

Jakarta, VIVA – Kementerian Pertanian (Kementan) buka suara soal anggur muscat impor dari Thailand yang terdeteksi mengandung residu pestisida yang melebihi batas aman. Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono mengatakan, atas temuan itu pihaknya kini tengah melakukan pengecekan untuk produk anggur yang ada di Indonesia. 

Wamentan Ungkap Perintah Prabowo Dibalik Surplus Beras Bulog 3,7 Juta Ton Tahun 2025

"Jadi dari sisi keamanan produk-produk pertanian ini kita lagi cek ya. Saya kira Dirjen Hortikultura yang saya udah minta, ya kan lagi viral," kata Sudaryono di Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa, 29 Oktober 2024.

Anggur Shine Muscat

Photo :
  • instagram
Indonesia Surplus Beras, Wamentan Ungkap Rencana Kirim ke Afrika-Palestina dalam Misi Kemanusiaan

Sudaryono mengaku, dirinya juga merupakan salah satu orang yang suka memakan anggur tersebut. Bahkan, anggur itu selalu tersedia di ruang kerjanya.

"Aku juga suka makan. Termasuk di ruangan saya, jujur aja aku makan itu juga," katanya.

Wamentan Sebut Indonesia Siap Ekspor Beras ke Malaysia 2.000 Ton per Bulan

Sebelumnya, berdasarkan hasil uji laboratorium terhadap 24 sampel anggur Muscat yang dijual di Bangkok dan sekitarnya, ditemukan 23 di antaranya diketahui mengandung residu pestisida yang melebihi batas aman.

Melansir laman The Nation Thailand 24 sampel anggur shine muscat ini diambil dari 15 lokasi penjualan yang berbeda di Bangkok dan sekitarnya pada tanggal 2-3 Oktober seharga 100-699 bath per kilogram atau Rp 46.514 hingga Rp 325 ribuan. 

Sampel-sampel tersebut kemudian dikirim ke laboratorium BVAQ, yang terakreditasi berdasarkan ISO 17025, untuk menganalisis residu pestisida.

Wakil Menteri Pertanian Sudaryono bersama Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jabar, Mohamad Alexander meninjau Sentra Penggilingan Padi (SPP) di Karawang, Jawa Barat.

Wamentan Sebut Harga Beras Dunia Turun karena Indonesia, Intip Penjelasannya

Tren harga beras dunia yang cenderung menurun dinilai dikarenakan melimpahnya hasil panen beras saat ini di Indonesia dan mengakibatkan tidak adanya impor yang dilakukan.

img_title
VIVA.co.id
15 Mei 2025