Bursa Asia Fluktuatif saat Investor Tunggu Data Penting dari China dan Jepang Pekan Ini

Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi/Realisasi Investasi.
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Asia, VIVA – Bursa Asia-Pasifik bergerak beragam pada pembukaan pasar, Senin, 18 November 2024. Para investor menantikan laporan China terkait suku bunga acuan dan data inflasi Jepang.

Polda Metro Gagalkan Peredaran Sabu 35 Kg Jaringan China-Indonesia

Pemerintah China dijadwalkan segera mengumumkan tingkat suku bunga acuan pinjaman yang akan dirilis pada Rabu, 20 November 2024. Analis mengungkapkan tidak ada perubahan yang diharapkan dengan suku bunga satu tahun di level 3,1 persen dan suku bunga lima tahun sebesar 3,6 persen.

Jepang akan mengumumkan laporan perdagangan pada Selasa, 19 November 2024. Sementara data inflasi utama dirilis pada akhir pekan ini, Jumat, 22 November 2024. Bank sentral Australia (RBA) juga akan menyampaikan risalah rapat kepada publik besok.

Inflasi Juli 0,3 Persen, BI Pede Terkendali hingga Akhir Tahun

Dikutip dari CNBC Internasional, indeks Kospi Korea Selatan melesat sebesar 2,35 persen sekaligus memimpin kenaikan di kawasan Asia. Lonjakan didorong oleh kenaikan saham raksasa Samsung Electronics. 

Ilustrasi berinvestasi.

Photo :
  • http://pakar-investasi.blogspot.com/
BPS: Harga Beras dan Biaya Sekolah Bikin Inflasi 0,3% di Juli 2025

Namun, Kosdaq justru berbalik mengalami kerugian usai merosot 1,47 persen. Indeks Nikkei 225 tergelincir 0,5 persen. Indeks Topix juga terkoreksi 0,31 persen.

S&P/ASX 200 Australia diperdagangkan mendekati garis datar. Indeks Hang Seng Hong Kong melambung 0,8 persen disusul kenaikan indeks CSI 300 di Tiongkok daratan sebesar 0,33 persen.

Pada penutupan perdagangan akhir pekan, ketiga indeks utama di Wall Street menurun karena investor khawatir tentang arah suku bunga dan menjual saham farmasi. Dow Jones Industrial Average turun anjlok sebesar 0,70 persen.

Indeks S&P 500 melemah sebesar 1,32 persen. Nasdaq Composite mengalami terjerembab paling parah lantaran tergerus sebanyak 2,24 persen. 

Kerugian di sektor farmasi secara langsung membebani saham unggulan  Dow Jones dan S&P 500, yaitu saham Amgen  turun 4,2 persen dan Moderna amblas 7,3 persen. Hal ini terjadi setelah Presiden terpilih  Donald Trump  mengatakan  bahwa ia  berencana untuk mencalonkan skeptis vaksin Robert F. Kennedy Jr.  untuk memimpin Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS.

Mobil dan teknologi China di Amerika Serikat

Ekspansi Industri EV Tiongkok, Ada Ancaman Keruntuhan yang Mengintai

Dibalik pertumbuhan pesatnya, terkuak tantangan struktural yang kompleks, mulai dari model bisnis yang rapuh, ketergantungan pada subsidi, hingga tekanan pasar global

img_title
VIVA.co.id
2 Agustus 2025