BNI Dorong Pertumbuhan Kredit Hijau, Targetkan Rp199,67 Triliun pada 2025

Ilustrasi PT BNI
Sumber :
  • Istimewa

Jakarta, VIVA – PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) terus berkomitmen mendorong pembiayaan berkelanjutan dengan menyalurkan kredit di sektor hijau atau green banking. Langkah ini, merupakan bentuk dukungan terhadap prinsip Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (Environmental, Social, and Governance atau ESG), sekaligus mendukung target pemerintah menuju net zero emission.

BNI Bikin Nasabah Cuan di JJF 2025, Ada yang Dapat Logam Mulia hingga Motor Listrik

Corporate Secretary BNI, Okki Rushartomo, mengungkapkan bahwa BNI akan menyalurkan sejumlah pembiayaan korporasi kepada beberapa proyek strategis, seperti industri pupuk dan ketenagalistrikan. Skema pembiayaan yang digunakan meliputi sustainability-linked loan dan green loan.

“Besarnya pembiayaan ESG di BNI membuktikan keseriusan kami dalam mendukung target pemerintah menuju net zero emission maupun program-program prioritas lainnya,” kata Okki dalam siaran pers seperti dikutip pada Jumat, Februari 2025.

BNI Tegaskan JJF 2025 Bentuk Komitmen Dorong Ekosistem Ekonomi Kreatif dan Gaya Hidup Digital

BNI sendiri mencatat, total pembiayaan berkelanjutan mencapai Rp190,5 triliun hingga akhir 2024, meningkat dari Rp181,1 triliun pada tahun sebelumnya. Perseroan bahkan menargetkan pertumbuhan kredit sektor berkelanjutan dengan proyeksi outstanding kredit sebesar Rp199,67 triliun pada akhir 2025.

Pada 2024, sekitar Rp117 triliun disalurkan untuk sektor yang berkaitan dengan pemberdayaan sosial dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Selain itu, pembiayaan untuk pengelolaan sumber daya alam hayati serta pemanfaatan lahan berkelanjutan mencapai Rp32,4 triliun.

BNI Kasih Sederet Diskon Beli Tiket Special Show JJF 2025

Sektor energi terbarukan juga mendapat perhatian, dengan portofolio pembiayaan mencapai Rp13 triliun pada 2024. Sementara itu, pembiayaan terkait air berkelanjutan dan manajemen limbah air tercatat sebesar Rp25,1 triliun, sedangkan sektor pengurangan polusi menerima alokasi Rp2,9 triliun.

Menurut Okki, pencapaian ini menunjukkan komitmen BNI dalam menginternalisasi prinsip-prinsip keberlanjutan. Langkah ini juga sejalan dengan target perusahaan untuk mencapai Net Zero Emission (NZE) pada 2028 dan pembiayaan NZE pada 2060.

Di sisi lain, BNI juga berkomitmen mendukung pembiayaan berkelanjutan (sustainability financing) guna memitigasi dampak perubahan iklim, yang selaras dengan target NZE Indonesia pada 2060 atau lebih cepat.

“Green economy merupakan salah satu komitmen jangka panjang BNI, dan kami berupaya berkontribusi dalam pembiayaan proyek-proyek hijau untuk mewujudkan Indonesia berwawasan lingkungan di masa depan,” ujar Okki.

BNI menetapkan sejumlah persyaratan bagi debitur yang menjalankan usaha dalam Kategori Kegiatan Usaha Berkelanjutan (KKUB) sesuai regulasi yang berlaku. Persyaratan ini mencakup jenis proyek yang dibiayai serta persyaratan sertifikasi atau validasi.

Selain itu, pembiayaan sektor keberlanjutan BNI berbasis KKUB mencakup Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL) serta UMKM.

“Implementasi ESG menjadi fokus kami dalam menyalurkan pembiayaan sekaligus menegaskan posisi kami sebagai pionir dalam implementasi keuangan berkelanjutan,” pungkas Okki.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya