Bursa Asia Jatuh Seiring Pernyataan Trump Memperluas Tarif Impor, Perang Dagang Dimulai Lagi?
- Sputnik International
Jakarta, VIVA - Bursa Asia-Pasifik anjlok pada saat pembukaan pasar pada Senin, 10 Februari 2025. Kejatuhan indeks dipicu pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang berencana memperluas pengenaan tarif impor.Â
Trump mengatakan kepada wartawan pada Minggu, 9 Februari 2025, bahwa ia berencana untuk mengumumkan tarif menyeluruh sebesar 25 persen pada semua impor baja dan aluminium. Pungutan bea masuk akan berlaku mulai Senin, 10 Februari 2025.Â
Kemerosotan mengikuti pergerakan lebih rendah saham berjangka AS menjelang pengumuman data ekonomi utama. Pasar berspekulasi peluang lebih banyak tarif sehingga meningkatkan kekhawatiran perang dagang sekaligus merusak sentimen.Â
Biro Statistik Nasional mengumumkan inflasi China meningkat untuk pertama kalinya sejak Agustus 2024 terdorong peningkatan belanja masyarakat menjelang Tahun Baru Imlek. Inflasi pada bulan Januari 2025 meningkat 0,7 persen dari bulan ke bulan (MoM) sedangkan secara tahunan mencatat 0,5 persen
Ilustrasi Inflasi
- Freepik
Sementara itu, indeks harga produsen masih terkoreksi 2,3 persen dari tahun sebelumnya. Persentase penurunan lebih besar dari estimasi pasar, yaitu sebesar 2,1 persen.Â
Para investor juga akan mencermati saham-saham India yang berguguran di akhir pekan. Tepat setelah Bank Sentral India diperkirakan akan memangkas suku bunga untuk pertama kalinya dalam lima tahun.
Dikutip dari CNBC Internasional, indeks Nikkei 225Â Jepang melemah 0,41 persen. Indeks Topix turut membukukan koreksi sebesar 0,41 persen.
Pinjaman perbankan di Jepang tumbuh 3 persen secara year on year (YoY) pada bulan Januari 2025. Pencapaian tersebut turun tipis dari 3,1 persen pada bulan Desember 2024.Â
Indeks Korea Selatan juga dibuka lebih rendah di mana  Kospi menyusut 0,58 persen. Sementara itu, Kosdaq turun 0,50 persen.Â
S&P/ASX 200 Australia menyusul ke zona merah karena merosot 0,31 persen. Indeks Hang Seng Hong Kong justru menunjukkan pembukaan sedikit lebih tinggi, yakni meningkat dari level 21.133,54 menjadi 21.150.
Di Wall Street, ketiga indeks utama AS kompak anjlok usai Trump menyampaikan rencana mengenakan pungutan pada mitra dagang. Pasar semakin tertekan oleh rilis sentimen konsumen dan data pekerjaan AS yang menunjukkan peningkatan inflasi dan menaikkan imbal hasil Treasury 10 tahun di atas 4,5 persen.
Indeks Dow Jones Industrial Average melemah 444,23 poin atau 0,99 persen dan ditutup pada level 44.303,40. Indeks S&P 500 tergelincir 0,95 persen menjadi 6.025,99.
Nasdaq Composite mengalami kerugian tertinggi sebesar 1,36 persen dan ditutup pada level 19.523,40. Koremsi tajam pada Jumat, 7 Februari menyebabkan indeks utama rata-rata berada di wilayah negatif pada pekan ini.